Kamis, 11 September 2008

" Waiting for her demise"

Circle of a Devil


"Kau tak'kan pernah mengira..kalau kau menjadi bagian dalam permainan di dalamnya"


Malam Di Leicester....

Sepinya jalan raya...

Si Besar yang mengamati manusia dengan memberikan waktunya

Dear Friends


semua yang terposting di blog saya, merupakan karangan belaka. kesamaan karakter dalam cerita, semata hanya dibuat demi menghormati teman teman tercinta saya di Indonesia.
selamat menikmati teman!!!

That goes my heart (part three)

“ini akan penjadi sebuah perhitungan…”

Begitu terlontar dari mulutku tanpa sengaja.
“kamu ngomong apa Chingo?!”, Manyun menghela..
“Akh.. maaf maaf aku hanya berceloteh ..teringat sesuatu”, aku mulai mencibir..
“ini ada kaitannya dengan Besar?”, Tanya Manyun lagi
“hum…”, aku menambahkan.
Tidak mungkin bagiku untuk menghindari pernyataan temanku yang satu ini. Karena dia sangat pintar.
Kadang aku melihat tingkah polahnya, apa rahasianya sehingga dia jadi sepintar itu?!
Akhirnya dalam seminggu aku mengamatinya…
Ada satu hal yang aneh dari tingkah polah si Manyun. Dia Normal seperti orang lain pada umumnya, suka makan. Tapi yang aneh..dia tidak begitu menyukai nasi sebagai makanan pokoknya, dia hanya makan nasi (benar benar hanya nasi) bila ingin ngemil.
Kadang aku melihatnya membeli salah satu produk ayam goring krispy di sekitar kampus kami. Tapi yang dia beli hanya nasi timbelnya. Lalu dia memakannya dengan lezat, seolah itulah ayam krispy yang lezat yang pernah dia santap.
Sungguh..Manyun yang aneh…
Tapi mungkin karena keunikannya itulah dia terlihat lebih berkarakter.

Siang itu kami menyantap makanan kami dengan santai..tidak seperti biasanya.
Hari itu kami tidak ada jam kuliah disiang hari.
“hmmm…habis ini baiknya kita kemana ya?”, Tanya Manyun lagi.
“sebaiknya kita pergi ke ‘Warung Internet’ terdekat. Karena kita belum megerjakan tugas protocol Nyun. Aku dapat tema ‘ Sampling strategy on the deep sea’”, kataku sambil berusaha mencari uang karena akan membayar makan siangku hari itu.
“Ah..enak tuh…aku mau yang itu…tidak seperti protocol ku…..masih lama juga sih. Soalnya kita harus melakukan fieldtrip dulu sebelum aku mengerjakan protokolnya. Protocol ku berhubungan dengan cara pengambilan sampling’, seakan menutup pembicaraan siang itu.

Siang itu kami habiskan bersama di warung internet sekitar kampus. Kami menemukan warung internet yang nyaman, jaraknya tidak begitu jauh dari kampus dan begitu juga dari kosan ku. Disana kami bertemu dengan seorang operator yang baik hati dan lucu, namanya Mas Ndarmi (bukan nama sebenarnya*red). Dia senang sekali melayani kami dengan penuh senyum, riang..sambil menyanyikan beberapa lirik lagu jawa. Mas Ndarmi ini senang sekali memutar lagu lagu lucu. Terutama lagu bloopers dari sebuah band Indonesia yang terkenal . sampai sampai lirik lagu “jingle” Indomilk pun jadi santapan mereka untuk meledek. Lagu it uterus dia putar berulang kali, sehingga siapapun pengguna internet disitu menghafalnya dengan baik.

segarnya susu mbok Darmi..penuh vitamin dan gigi”
“badan tumbuh kaya kawat..Mbok Darmi setiap pagi..”
“susu mbok Darmi rasanya..Strawberry..”
“susu Mbok Darmi aseli dari Boyolali..”

Begitulah kira-kira. Kami pun hanyak mengikik ketika mas Ndarmi menyetel lagunya keras keras.
Dua jam setelahnya muncul pesan di ponsel Manyun. Dia tersenyum kearah ku sambil berkata “look’s like your gonna be happy tonight!?”.
Alis mataku mengerut, aku tak mengerti?
“Apa maksudnya Nyun?”, tanyaku penasaran
“malam ini kita akan ke kosan si Besar. Dia ada perlu denganku. Ini berhubungan dengan protokolnya. Mungkin kamu bisa ikut? Kita makan malam disana saja, bagaimana?”, jelasnya cepat.
Wuuuuaaaa…aku tak menyangka..respon temanku ini cepat sekali. Memang cerdas!
Tak salah lagi, Tuhan pasti mengirimkan Manyun untuk menjadi Cupid ku..(haha).
“Ok!”, kataku sambil tersenyum..”malam ini kita bawa apa ke kosannya?!”
“Terserah , yang jelas..semua akan terasa manis bila kamu melihatnya malam ini.”
Manyun dengan cepat menambahkan…
Huaaaaaaaa….. hebat hebat. Malam ini pasti akan hebat.
Maka mulailah kami bersiap siap pulang ke kosan sore itu.

“lama sekali mandinya?!”, protes Manyun.
“iya dong..digosok lah setiap bagian tubuhku..biar wangi…hahaha..kan mau ketemu..”, senyum ku merekah cukup lebar, sehingga alis mata Manyun mengkerut, pipinya menggembung seakan dia menunjukkan akan muntah.
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya. Hum..hum…aku akan ke kosannya malam ini…pasti seru. Begitu lah aku…langsung melamunkan hal hal konyol yang tidak tidak.

Setelah merasa cukup bersolek (hanya aku saja sebenarnya..Manyun hanya mendesah memperhatikan jam tangannya sambil menyindir…”sudah..sudah..cakep kok..ayo!! aku lapar!!”), kami berangkat.
Malam itu kami membeli makanan khas mahasiswa yaitu pecel ayam. Haha, sederhana memang, tapi pecel ayam yang kami beli sudah terkenal mantab rasa sambalnya. Karena kelezatannya itulah rumah makan itu mendapat julukan “Cak” didepannya.

Setengah jam kemudian kami sampai. Berusaha membetulkan poniku yang “agak” rusak karena terpaan angin , aku melangkah ke dalam kosan Besar.
“Assalamualaikum”, Manyun menyapa. “Ada orang?”, katanya lagi.
Siluet besar itu melangkah keluar kamarnya, tersenyum menyapa kami seperti biasa “hi Girls..”, katanya lembut.
Aku menganggapnya sebagai panggilan mesra. Haha, karena aku lebih suka dipanggil seperti itu, bukan bu, nek, tante, mbak’, ses, non, bibi, dan masih banyak lagi.
“nie makan mu..”, sambut Manyun. “Thanks!”, katanya.
Malam itu dia mengenakan kaus putihnya yang bergambarkan dua ekor siput dengan logo yang bertuliskan bahasa Jerman.
Dia tersenyum, seperti biasa…kharismanya nampak.

“Chingo, sudah selesai protokolnya?”, nampak hangat dia menanyakan hal tersebut.
“hum..masih kurang sedikit lagi..nanti, mungkin dalam minggu ini aku akan mencoba menyelesaikannya”, sahutku hangat juga.
“Eh, Besar..mana protocol mu? Kita bahas bareng disini sebelum makan”, sahut Manyun.
“Ah, iya..ada didalam materinya..aku ambil sebentar, kalian tunggu diruang tivi saja”, tambahnya.
Bayangan tubuhnya menghilang dari ruang tempat kami singgah, dan semenit kemudian keluar membawa materi kuliah yang dia gunakan sebagai referensi protokolnya.
“ini”, katanya “Ayo kita bahas sedikit”

Mulailah mereka membahas materi yang memang diperuntukan sebagai protocol awal. Aku mulai gelisah, karena aku pun tak berhak ada dalam perbincangan ini. Aku kurang mengerti topiknya. Tapi semua sudah diserahkan pada Manyun, karena dengan mudah ia menangkap materi dan menjelaskan penjelasan dosen dengan mudah. Aku mulai melihat sekeliling ruangan kosan itu, tergelitik sedikit untuk melihatnya. Mataku tak lepas tertuju pada kamarnya. Tepat sekitar 2 meter dari jarak pandangku, pintu kamarnya terbuka setengah. Bagaimana ya bentuk kamarnya…hum, makin lah perasaan ini memuncak. Tapi aku berusaha untuk bersikap sopan dan tenang untuk tidak masuk kedalamnya.

“wah..aku ngga tau nie artinya..ini bukan kata kata yang umum..coba lihat kamus”, Manyun mulai meminta buku terjemahan itu untuk mempermudah pemikirannya.
“iya nie, tapi aku juga sedikit lagi selesai menerjemahkan bagian yang kedua..”, Besar menahan dirinya untuk bangkit.
Bravo! Otakku langsung terasah, “Kamus ya? Biar aku yang ambil..diletakan dimana?”, sambil pura pura bersikap ingin membantu aku menawarkan diri. Niatnya sie dah berbeda..ingin lebih mengetahui kamarnya. Itu saja!

“wah, terima kasih..aku sangat terbantu”, sambutnya..
“tolong Chingo, ada diatas meja belajarku. Kamu bisa ambil disitu”, tambahnya.
Tanpa ragu aku berjalan..dengan langkah ringan aku melangkah..
Berusaha menikmati setiap langkah menuju kamarnya..
4 langkah…3 langkah..2 langkah…2langkah…, tepat didepan kamar tidurnya aku membuka pintu..jauh dari pandangan ruang tivi tadi aku terhentak!
Tanpa sadar kuperhatikan sosok seseorang yang sedang tertidur lelap diatas tempat tidur Besar.
Berusaha membetulkan kaca mataku yang miring karena terhentak tadi aku melihat seseorang disana. Kudekati..dan kulihat..kukenali…

Sial..pemandangan yang satu ini agak terlihat janggal padaku..
Tahukan kawan..aku mengambil pelajaran penting saat itu,
Betapa menyeramkannya seseorang dalam pandanganmu, dia pasti akan terlihat manis bila sedang tertidur. Aku mendekati tubuh yang terkapar lelah itu. Nafasnya naik turun teratur, mengikuti irama. Rasa penasaranku memuncak, tak tahu mengapa tapi aku ingin melihat mukanya lebih jelas.

Bulu matanya yang cukup panjang “menabrak” kacamatanya yang oval. Alis matanya yang tebal dan biasa berkerut itu nampak datar..bila kau perhatikan lebih jauh akan terlihat seperti menyambung. Bibirnya yang biasa ia gunakan untuk mencibir terlihat memiliki simpul kecil untuk tersenyum. Aku memandangnya selama beberapa detik. Tak menyadari dari awal bila seseorang itu adalah Rival yang aku anggap paling bengis dalam sejarah hidupku. Dengan kelakuannya yang Aneh..kalau saja dia bukan sahabat si Besar. Pasti sudah aku coret dalam list daftar “pertemuanku”.

Hihi ..lucu juga kalau tidur..seandainya dia memiliki wajah seperti ini dan berusaha tersenyum..pasti dia akan lebih memiliki banyak penggemar..
Hahaha..Chingo..apa yang sedang kamu pikirkan sih….percuma saja, apapun yang dia lakukan..tidak akan pernah masuk dalam akal sehatmu.
Sambil berusaha merenungkan perbuatannya badanku bergerak sendiri condong kearah tubuhnya yang sedang tertidur. Tak tahu mengapa, tapi itulah yang terjadi.

Seketika aku dikagetkan dengan perubahan suasana.
Dia membuka matanya, terlihat jelas matanya merah..
Terlihat lelah.
Alisnya kembali mengkerut, timbul cibiran dibibirnya..dia menatapku.
Akh…tertangkap basah aku sedang menyaksikannya tertidur..
Tidak..tidak..
Secara spontan tubuhku kutarik tegap kembali dan berusaha mundur dari tepatnya merebahkan diri.
Shock..aku pun terdiam.

“Lihat apa!!!!!”, katanya dengan nada suara berat..
“aku..aku hanya..”, sanggahan ku lemah saat itu. Pikiranku kalut, sejenak aku berusaha berfikir untuk mencari alasan yang baik.
Dia kemudian menarik badannya bangun dan mulai maju kearahku.
Akh..tidak..tidak..!!
Secara kalut aku mundur..masih tercekat dengan suaraku yang melemah. Berusaha mengepalkan kedua tanganku kalau-kalau dia akan mengajakku bertempur.
Dia makin mendekat, menatapku tajam..
Auraku berubah..lebih takut tepatnya..
Huaaaaaaa…
Seandainya dia berani mendekat lebih dari itu akan kutinju mukanya.
Berusaha menutupi rasa gemetarku aku menaikan kedua tanganku..memasang kuda kuda sehingga kalau dia menginginkan untuk bergelut, akan kuladeni!

Makin dekat ia melangkah, nafasku makin tercekat.
Gilaaa, baru kali ini aku sepanik ini, saking takutnya aku berusaha berpijak kuat.
Dalam hitungan detik gemuruh di otakku makin kencang..menandakan aku sudah memukulkan gendering perang. Ini lah saatnya membuat perhitungan. Tak peduli dia lelaki, aku tak gentar.

Hanya Tuhan
Aku..
Dan Kamu
Yang tahu..

Itu perhitungan yang terakhir kali aku buat.

Dia memiringkan tubuhnya kekanan, aku berusaha menyeimbangkannya..matanya lurus kedepan..
Aku mundur perlahan.
Aneh..dia tetap maju..
Sudah gilakah ia..
Aku terus berusaha membalas tatapannya.

Seketika dia menarik diri dan melewatiku, menuju pintu dan meninggalkanku begitu saja. Menuju kamar mandi dia berjalan. Tanpa peduli seakan dia tidak pernah merasa ada persaingan keras yang baru saja terjadi.

Hah?! Serius?!!
Hanya begitu saja?
Pikiranku limbung…apa dia sudah gila..apa dia menyerah? Sehingga meninggalkan aku begitu saja?!
masih penuh pertanyaan dalam benakku..tiba tiba suara manyun memanggil
“Chingooo?? Mana kamusnya? Lama …..”
“i..iyaaaa…”, jawabku panjang.

Kuserahkan cepat kamus yang baru saja kurebut dari atas meja kamar Besar. Sambil pura pura tersenyum, sedikit kesal karena seharusnya Besar memberitahu lebih dahulu bahwa sahabatnya yang aneh itu ada dikamarnya.
“Ah, lama Chingo..aku dah selesai nie..”, protes Manyun.
Memang kurasa tak perlu juga dia menggunakan kamus..nanti juga mengerti.

“maaf Chingo, apa kamu lihat seseorang tidur dikamar ku?”, Tanya Besar.
“iya”, jawabku dengan pura pura menutupi keadaan kalau aku kesal dengannya.
“maaf aku lupa bilang, Tajo ada dikamar. Dia terlalu lelah sehingga tidak pulang kerumah hari ini. Kamia akan membahas data setelah kita selesai makan malam”, tambahnya penuh senyum.

Haaaaahhh, beruntung sekali si Tajo, seandainya bukan si Besar yang berlaku seperti ini. Pasti aku sudah naik pitam hari ini. Senyumnya malam itu menggantikan permintaan maaf Tajo atas perlakuannya yang aneh tadi.

Ah, sudahlah…
Tak pernah sedikitpun terbersit di otakku kalau Tajo bisa membuatku terkesima..
Aku hanya berusaha menikmati sisa malamku menatap Besar..

Akh …kesal rasanya memiliki memori yang buruk tadi..

Awas kau Tajo..tunggu pembalasanku.

pikiranku mulai panas....

sungguh dia telah merusak malamku yang indah...


(Continue)

Selasa, 09 September 2008

"Terbangun aku....."



"Sendiri Aku......."

Let me..be me..

pagi ini....

sejalan dengan turunnya embun dan kelabu..
perasaan bahagia itu hilang...
sejalan dengan apa yang kupikirkan tentang hidup
semua menjadi bayang..
mencoba meraba dalam gelap
semua kosong..
mencoba merayap dalam bayang..
semua lenyap
akhirnya aku mencoba berdiri
....
berpegangan pada lututku yang masih bergemetar...
menarik simpul tali ikatku yang melemah

Tuhan? apa ini bagian dari cobaan?
Dia senyap.
Tuhan? apa ini rintangan...?
Dia diam.
aku berfikir ini pasti semacam kutukan..

tak pernah aku merasa sehina ini..lari dari perasaan menyiksa...
aku..
masih berusaha bangkit..

"apa yang kau cari?", tanya bayang
"aku", jawab ku
"aku?", tanyanya lagi..
"aku..", jawabku lemah
"engkau itulah engkau...", tambahnya
"aku..dengan bagian diriku yang hilang.."
"engkau itulah engkau..", dia mengulang..
perlahan dia menghilang...

aku berusaha berteriak memanggilnya..
lelah..
berganti aku duduk kembali
menangis...
lalu...
lelah..
aku tertidur
....

berharap aku bermimpi..
mimpi paling buruk yang pernah aku alami...
karena aku patut mendapatkannya...
karena aku patut menerimanya...

"aku", aku berbisik
"aku..ingin diriku.."
tambah ku dalam isak tangisku..
"berikan aku...diriku kembali"

bayang kembali...dia menatap
masih terdiam..
dia menatap

"aku..", kataku lirih
"aku membutuhkannya..."
dia sekali lagi berkata.."engkau itulah engkau"
aku menatapnya...semakin medekat bayang berusaha berdiri..
sedikit menunduk...
menatap hingga tepat diatas muka ku..
berhenti..dia menyeringai

"apa?", katanya berat
"aku apa?"
"hampa.." kataku cepat..
dia bertanya lagi.."aku apa?"
"sunyi", balasku lemah
"aku apa?", tanyanya makin mendekat.....
kurasakan dingin nafasnya memburuku...
"takut..", lemahku menjawab
"takut apa?!" tanyanya lagi..
"takut..diriku.."
dia tertawa...
"Engkau adalah engkau..kini melihat engkau...merasalah engkau"
dia melesat cepat

hilang dariku..bersama semua kegelapan yang ada
berdirilah didepanku...
perempuan kecil...tanpa sedikit kerutan diwajahnya...
dia tersenyum..
menandakan.......dia bersahabat
"aku..", kataku lagi
"kamu?!", katanya cepat..
"itu kamu.."...gadis kecil itu mendekat
"apa?...aku?", kataku memulai
"berdirilah....", katanya ..

aku mulai berusaha bangkit..sekelilingku menghangat...
lemas lututku hilang..
pedih dadaku terbuang
limbung hatiku...terhadang...

"apa ini?", tanya ku
"ini kamu.., kamu dalam kamu yang kamu ketahui"
dia tersenyum..berlari kecil...kearah sebuah ayunan kecil yang seakan muncul tiba tiba
"kamu..adalah kamu..cobalah menjaga kamu..", gadis tadi kemudian berusaha menaiki ayunan...
bergerak gerak naik turun dalam irama..
aneh...? ini berirama pikirku...
mengapa semua kini terlihat lebih jernih...
apakah aku..aku..ini aku?
"kamu telah menemukan dirimu", sahutnya seakan dia tahu apa yang kupikirkan..
aku pun tersenyum...
iya..ini pasti aku...

aku menhadapi kesepianku sendiri
menghadapi kesunyianku sendiri
menghadapi kehampaan ku sendiri
menghadapi ketakutanku sendiri..
sendiri..aku bercermin..
sekali lagi sendiri...aku menatap
gadis kecil itu masih bermain dalam dunianya seakan mengawasiku dari jauh..

"kamu..", tambahnya
"kamu sudah..... jadi kamu"
"jadilah kamu..yang pasti kamu"

semua menjadi hangat..aku mengerti...
aku..tanpa sesosok aku akan sendiri, tanpa sesosok aku akan sunyi, tanpa sesosok aku, akan
takut
tapi aku..
aku pasti aku..
aku pasti berusaha..
berdiri aku..
dalam sendiri..
bermimpi aku..
kali ini berusaha menutup mataku...
lelah merambat
aku terhempas dalam hangat

"aku adalah aku...pikirku"

terbangun aku...menyadari dari sahutan matahari pagi...
aku masih sendiri...

FIN

Senin, 08 September 2008




"Ini akan menjadi perhitungan yang indah"

That goes my heart (second part)

"Havent you heard?"
"Im stuck on a face... im stuck on a boy..who..fells me with joy..."

Dua hari tepatnya setelah semua kejadian berlalu...
aku hanya berfikir untuk lebih santai.
aku berfikir...untuk menerima kata kata mutiara "Life is easy"
karangan Maestro pujaan hatiku.

siang itu kami berada di kampus. setelah melewati hari hari yang melelahkan untuk meneliti hewan hewan kecil yang disebut Avertebrata aku melanjutkan hariku dengan makan siang dikantin kampusku bersama Manyun.
kantin ku tidaklah seperti kantin fakultas lainnya. letaknya paling bawah di Wing paling belakang dekat danau kecil.
terlihat kumuh sesaat, tapi teman...kalau kanu mengenal makhluk makhluk yang menghuninya..pasti..kau akan rindu untuk menuju kesana.
seperti yang diibaratkan dalam film film barat.."if u speak of the devil..the devil is here"

tepatnya kami mengunyah makan siang kami berempat.
Aku, Manyun, Para, dan Besar...
hum..sempurna siang ini..pikirku..
(telepon selular Besar berdering).
"maaf, aku angkat dulu", beberapa menit di menghilang dari tempat kami duduk.
aku memperhatikannya dari kejauhan..
berharap mengetahui..siapa gerangan yang menghubunginya.
penuh dengan perasaan gusar..aku mengintipnya sedikit.
Manyun memergokiku..lambat kami bertatapan..matanya memebesar..seolah berkata "hentikan sikapmu itu. terbaca oleh Para tahu!!"
aku secepatnya merubah posisiku ke arah semula.

"maaf aku harus pergi...", Besar berkata.
"Kemana?", tanya Para.
"Bantu Tajo, Ladang pertanian, segera...dah..", dia mengambil ransel kumalnya..berlari tanpa melihat lagi kearah kami.
tanpa sempat mengucapkan kata kata perpisahan kami, terlebih pada ku.
siapakah gerangan Tajo ini? seakan ia selalu jadi prioritas utama Besar. seakan dia itu paling penting dalam hidupnya?!
sahabat?
hah?! apakah dia benar memilihnya sebagai sahabat?
seseorang Arogan, keras, kasar, Snobish, dan urakan....?
aku tak habis pikir..

manyun mengajaku menghabiskan makan malam di daerah sekitar kampus ketika malam menjelang. aku tak sabar...lapar rasanya hatiku ini. masih menyisihkan pertanyaan..bagaimana keadaan Besar sekarang? apakah ia sudah makan? apakah...
(dering ponsel tertuju padaku)
"halo? ah, Dee dee (bukan nama sebenarnya*red)"
"Chingo...", sahut dee dee dari balik sana
"Chingo..chingo..bantu aku..aku masih berada di laboratorium kampus..aku masih mengolah pengayakan data hasil fieldtrip kita kemarin.."
jam delapan malam tepatnya malam itu. apa gerangan yang membuat Dee dee masih berada disana jika bukan laporan. sungguh, baik sekali dia masih merelakan jam istirahatnya untuk mewakili menilai data yang akan kami olah.
"kamu masih disana? benar? tunggu aku..aku akan kesana bersama Manyun"
"baiklah", dee dee menyudahi teleponnya dan aku menutup ponsel ku.

"Manyun, kita kekampus malam ini..Dee dee masih disana"
aku berteriak ke arah kamar, menghampiri manyun yang sedang Asik bermain di depan layar komputer. membuat jari jari kecilnya menari diatas mesin virtual itu.
"akh? gila apa? buat apa?", sahutnya malas..
"dee dee masih disana"
aku memohon...setengah berharap bisa bertemu Besar malam itu.
"ok, sebentar...kita beli makan dulu gimana? aku lapar..", sahutnya mengiyakan.
"seep..", aku berlari..mengambil jaket, kunci motor, dan scarf.
sepuluh menit berlalu..Manyun siap dalam keadaan jubah terbaiknya. akupun mengajaknya turun menuju tempatku memarkir motor.

"beli makan malam dimana?", Tanya Manyun.”
“Apa saja, sekitar kampus”, jawabku.
“baiklah..aku ingin tumis jamur”, pintanya
“Jadi!!”, tanggap ku.
Ku nyalakan mesin sepeda motorku, kutancap kerah sekitar kampus tenda biru itu.

“sini, parkir sini aja…aku pesan, kamu tunggu Chingo”, Manyun mempermudah langkahku.
Sekitar kurang lebih sepuluh menit aku berada diatas motor. Cukup lama menunggu, sambil memandang orang orang berlalu lalang malam itu. Mereka berpasangan. Hah..bikin iri saja pikirku.
Hum..hum..
Apa itu?
Siluet yang sudah tidak asing lagi.
Aku menatapnya..berusaha melupakan kalau aku bermata minus…
Akh, Besar..dia ada malam ini.
Tuhan, terima kasih.
Sambil berpura pura tak memperhatikannya, aku memajukan sedikit motorku ke arahnya. Ternyata dia melihat.

“hei Chingo? Malam ini makan dimana?”, dia memulai pembicaraan.
“hum..itu..Manyun sedang beli makan malam. Manyun beli Tumis jamur.”, jawab ku cepat.
Teman, sebenarnya buka aku berusaha mempercepat gaya bicaraku..sebenarnya aku hanya ingin mengakseleresikan ucapan dengan degup jantungku.
“hah? Sama dong..”
Tuhan..dia menjawab sama..berarti Manyun memang mempunyai Taste yang baik malam ini.
“iya? Ini..besar..mau menemani kami kekampus?! Karena sepertinya Dee dee meneleponku mala mini.dia masih sibuk di kampus. Masih mengolah data..bagaimana?”
Aku berusaha mengeja setiap kata dengan benar agar tak terlihat gugup.
“hah? Yang benar? Masa? Malam malam begini? Sudah selesai belum?”, tambahnya.
“belum……………tapi, tunggu..”(ponsel ku bergetar)
Aku membukanya, melihat kearah monitor ..mengeja setiap kata yang terkirim untukku.
“Chingo..tak perlu kekampus malam ini. Aku sudahi saja..
terlalu malam, kita sambung lagi esok hari..sampai ketemu di kampus..selamat malam
–Dee dee”

aku mengejanya dan mengulangi perkataan itu ke arah Besar.
“Bagus lah”, katanya menyetujui.
Bagus juga pikirku..bagaimana jika kuajak saja dia makan malam bersama. Toh tidak rugi mengharapkannya malam ini.

Memberanikan diri aku bertanya “malam ini makan dimana?
“aku?”, katanya…
“makan di kosan.”
“bagaimana jika kita makan malam bersama, ada Manyun juga”, kata kata itu kuucapkan untuk menutupi kesan mengajaknya hanya berdua malam ini.
“ok, tapi tidak bertiga jadinya”, sambungnya
Tidak bertiga? Jadi berapa orang? Siap yang dia maksud?
“jadi makan di kosan ku aja, ada Tajo juga”

Hah?! Yang benar saja? Sudah cukup manusia satu itu merusak hariku kemarin…masa’ malam ini juga.

SIAL….
“memang si Tajo datang?”, Tanya ku..
“Chingo.. dia ada 7 meter didepanmu…masa’ kamu tidak melihat?! aku seharian ini bareng terus sama Tajo kan?!”
gila..benar benar…
Tuhan, maaf aku sempat berfikir Kau memper mainkan ku malam itu.

Hum..Tajo, sepertinya kita harus membuat perhitungan..
Hanya Tuhan…
Aku…
Dan Kamu
yang tahu..

Muka galaknya menatapku dari kejauhan..seperti menjawab
“Kita lihat saja nanti Chingo…..!!!!!!!”
Tak sengaja aku melihatnya melirikku..
Jantungku hanya berdegup…
Panas menatapnya…


"cause words dont make what i make with him" (part two-English version)

i cry
when you cry..
cause you are the reason why i breath
my heart feel loose..
wont tight up in its place..
i just need that to ...
"hang" in here

i try to kill my memory..about me make you cry..
i hate being like that..


Watching you cry..
is the hardest part
when u whispered that "words.."
"i love u "
i just pick it up..
and let that spreads in my heart

haven't u heard?
im already fill with joy,,
im already feel save..
when i feel scare..
im already feel warm..
when im cold..
im already feel happy..
when im sad
that is why......please dont cry

when they come near by to me..
just watching me sleep..
their were...laughing..
they said.."silly Chingo...she seems to lost her heart today..."
"but actually..."
"her heart will come to her and pick her up many days from now.."
"let it be..."
"she will know..."
"her heart were cry right now.."
"and it seem..heart don't wanna her know...", "that his is cry.."
"let it be.."
"let go home folks..said emotion.."
"carry on..after you" said loneliness
then they go home that night...
promises to little girl that sleep tonight
she is gonna be fine

"heart?! where are you right now?"

it seems..he still ... still pretend to be strong..
to be the heart..that will be carry on with her life..more more from now....
heart don't wanna make that little girl feel sorrow..
he's gone for watching her closely..
slowly..but sure..heart is watching that little girl..from a far distance...

now heart? what would you say?
.........

"i love you Chingo".. whispered... every night..heart always say that...through her dreams...

ill see you in my dream heart..


say that little girl...
"don't let me loose u tonight"
"i love you heart..."
"for now..and till the end.."
"in the other words...until eternity"


then...it seems...
they enjoy they dreams...every night..every day...until death do they part.."

FIN


"see you in my dreams tonight heart"
C U P

" in the other words..until eternity.."


(that goes the story)



rest well
...Zz..zz..ZZ..Zzzzzzzzz...

"cause words dont make what i make with him" (part one-indonesian version)

"apakah kau menangis?", tanya mereka bergantian..
"ya.."jawab ku lemas
"apa yang kau tangisi.."
"hatiku.."
"mengapa kau menangisinya?"
"hatiku...hatiku.."
mulai mereka mendekat...

"kenapa? hati mu?"
"aku tak bisa menemukannya pagi ini...hatiku..", tersedu aku menangis...panik..mulai mencari diatas tumpukan kertas yang setiap malam aku tulis untuknya..
"dimana terakhir kali kau meletakkannya", tanya emosi lantang..
"di samping ku...", "disampingku ketika aku tertidur.."
"apakah kau yakin?", tanya rindu..
"ya..."jawab ku lemas
"benar benar yakin...", tanya sepi..
aku mengangguk...... walau lemah..mereka tahu...aku mengiyakan

"baiklah..mari kita cari bersama..."
"tapi..aku sudah memanggilnya beberapa kali...", sanggah ku dengan panik memuncak
"benar?", tanya mereka..
"ya..." sambil mengangguk
lalu mereka berempat membantu mencari hatiku

"dimanakah hati suka berpijah?"
"dekat ku tentunya..", jawab ku
"hmm..mungkin dia pergi..?"
aku tercekat...gerakan ku melemah..berharap menemukan hatiku yang hilang diatas tumpukan kertas usang yang sudah ribuan kali aku geser. Berusaha menahan air mataku...yang perlahan dengan hangat membasahi pipiku.. membentuk butiran hangat..dan pecah perlahan tepat diatas meja tua..
muka ku memerah...tertahan..melemah..tapi berusaha masih memanggilnya...

"oh, dimanakah hatiku..."
"benar kau tak melupakannya...?", tanya sepi lagi..
"aku..aku hanya meletakkannya sesaat..
"aku berfikir..dia akan aman berada disamping ku.."
"kau bodoh..!!!!", bentak emosi
"aku..aku minta maaf...", tangisku mulai pecah..
"kau pikir bisa seenaknya meletakan hati disembarang tempat?", hardiknya..
"aku...aku lelah..."
"hah?! bagaimana mungkin?!", lelah saja ada disini..
"kamu mengapa melepaskannya Chingo?" tanya lelah menghapus air mataku..
"aku..aku hanya ingin ia bebas sesaat.."
"mengapa kamu berfikir demikian?!"
"karena aku fikir..akan aman jika hatiku ku rebahkan dahulu.."
"sudahlah..", pinta sepi..membela.."mari kita cari hatimu lagi..."
kami berlima mulai memanggil..mencari hati yang tak kunjung muncul.. lalu ketika matahari mulai tenggelam.. cinta datang... "kalian sedang mencari apa?", tanya nya.

"hatinya.."jawab mereka.."dia lupa meletakkannya.."
"bukan...aku aku hanya merebahkannya sesaat.." bela ku lemas
"hati?", "hatimu?" tanya Cinta..
"ya..hati ku.."
"bagaimana bisa hilang..", muka cinta mulai terlihat geli..
muka ku memerah... mengerti akan maksud Cinta...
aku mulai menata diriku kembali..

berusaha bangkit..sambil menahan malu dari ,sepi, rindu, emosi, dan lelah.

"let your story be my spirit"

"ya Tuhan.."
kata kata terakhirnya untukku..yang tertulis rapi dalam kertas memonya...
"Chingo, tunggu aku disana"
itulah yang membuatku berat melangkah ke dalam sebuah benda berukuran raksasa yang akan menerbangkanku ke benua berbeda..


kadang.. pernah lelahku mendatangi..
lelah sedikit berbisik "untuk apa kau merindu?"
aku menjawab"untuk membuatku bermimpi..."
"buat apa kau bermimpi?" tanya nya lagi..
"agar aku Hidup.."
karena aku tahu..manusia sepertiku tak kan hidup tanpa mimpi...

kadang emosi menghujam ku..
"buat apa kau menunggu?" bentaknya..
"agar aku bisa meraih.."
"meraih apa?" cercanya..
"meraih mimpi...karena lelah telah menghampiriku...dan aku berkata hal yang sama..."
lalu emosi pergi..
pagi menjelang...

rindu menyapaku.."apakah kau yang mencariku?"
sambil tersenyum aku memeluknya..
"kenapa kau memelukku begitu erat?"
"aku tak ingin kehilangan rindu.."
"karena hanya rindu yang membuatku dapat melepas lelah dan emosi.."
lalu lelah dan emosi mulai menghampiri..mencekat..mereka terhenti...
"sepertinya sudah terlambat untuk menggodanya pagi ini.." ,"mari kita pulang..lelah.."
"bagaimana dengan rindu?!". tanya lelah..
"biar..kita relakan menjadi miliknya pagi ini...mari kita pulang"

"I love u Chingo",
"let your story be my spirit"
"to erase your pain"
"from tired n emotion"

pernah sekali sepi berkunjung...
dia bertanya.."apakah kau sudah bertemu lelah?"
"ya" jawab ku lembut..
"apakah emosi sudah berkunjung..?"
"ya.." jawabku lemah..
"apakah rindu sudah menghampiri..?"
"ya.." jawabku singkat..
"lalu..", "buat apa aku menemuimu...?"
"untuk menghiburku...", jawabku lemah
"untuk menghiburmu?!"
"apakah kamu yakin?! aku akan membuatmu sepi.."
"apakah sepi tak ingin mengunjungi ku...?" tanya ku lagi
"tentu..tapi..kemarin ketika Rindu pulang..."
"dia bercerita.."
"Sepi..kau perlu mengunjunginya sesekali.."
"untuk apa tanya ku?(sepi)"
"tanpa mu...dia akan..hampa.." jawab rindu
"apakah kau yakin Rindu?"
"ya...," jawabnya cepat
"baiklah..aku akan datang sesekali..", "nah..apakah kau mebutuhkan ku pagi ini?!", tanya sepi
aku hanya tersenyum...
"pentingkah itu kau tanyakan lagi sepi?"
"penting..karena Rindu tak ingin membuat mu merasa hampa.."
"baiklah...", jawabku lembut..
"tapi..", "apakah kau tahu sepi.."
"sebenarnya aku tak membutuhkan siapapun saat ini.."
"mengapa?!", tanyanya cepat..
"karena (sambil tersenyum aku membisikkan sesuatu ditelinganya)"
"Cinta berjanji akan menghampiriku setiap hari.."

sepi pun tersenyum..
"baiklah..kalau begitu akan ku katakan pada rindu.."
"agar dia melakukan hal tersebut seperti Cinta.."
"hum...", celoteh ku..
"bagaimana jika.."
"jika kalian semua datang menyapaku setiap hari.."
"ah? buat apa?", tanyanya bingung...
aku mulai mundur sambil menungkan secangkir teh hangat pada sepi..
"tanpa kalian..aku tak kan..ada..", "tanpa kalian.."
"aku tak kan merasakan perasaan ini.."
"apa itu...?!" tanyanya heran..
"hidup.." jawab ku sambil tersenyum
"hahaha..perempuan bodoh..", tawanya
"akan lebih bodoh lagi bila kalian mulai lupa untuk menyapaku ...", lawan ku
"baiklah..kami akan selalu ada..untuk membuatmu..."
"membuatku apa?!"

sepi sedikit tersenyum..mendekatiku perlahan...
meminum teh hangat yang kusodorkan padanya...
menaruhnya kembali diatas meja..
dan mulai menjawab...
"membuatmu Bertahan..."

aku tersenyum...
mungkin senyum paling lebar untuk pagi itu
sambil berceloteh...mereka mulai menghampiriku satu persatu..
tanpa ragu aku menyambut nya..
karena aku tahu...
"aku akan bertahan.."



Chingo_Farizi: FIN

That goes my heart (part one)

"Havent you heard?"

"Im stuck on a face...
im stuck on a boy..who..fells me with joy..."

apa kata dunia kalau aku jatuh cinta?
haha...mungkin ini jauh dari kenyataan bahwa kali ini aku harus menerimanya...
mereka bilang..."jatuh cinta itu sakit...Chingo.."
"aku tahu..", jawab ku lantang..
"lalu?!"
"aku tak mengerti, tapi aku ...sepertinya aku jatuh cinta..." lanjut ku...
mereka tertawa..."kamu yakin?! bodoh?!..mungkin itu hanya perasaan mu saja...?"


aku tak tahu mengapa mereka mencemoh ku seperti itu...
yang jelas aku merasa suka...
pasti ini jatuh cinta...(pikirku)

lepas dari kegiatan kampus disalah satu perguruan tinggi negeri Indonesia, aku mengalaminya...
"Jatuh cinta..", begitu pikirku...

"hei hei..", sapa si manyun (bukan nama sebenarnya*red)
"jangan terlalu...Chingo..? kamu memikirkan apa?"
"he eh...Nyun..aku rasa aku sedang Jatuh cinta..."
"he?", mukanya terheran... "mengapa?"
"hahaha....aku...ingin bersamanya..entah apa ini...tapi aku mulai merindukannya..apakah ini cinta?"
"halah...kamuh..itu namanya suka...", potong manyun...
"suka? bukan!!! ini Cinta...", kelitku cepat...
"sudahlah..nanti juga kau mengerti..aku sudah melewati tahap itu...", tambah manyun..

manyun adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri yang suka berkelana..tanpa peduli ia akan jadi gembel..yang ia tahu hanya..."haus akan ilmu dan pengalaman".
aku kadang iri..dia begitu bebas...
dia bukanlah mahasiswi dari Universitas yang sama dengan ku...
dia terbang langsung dari Semarang..hanya untuk memenuhi rasa ingin tahunya akan ilmu..mengikuti kursus yang di buka di fakultasku atas kebaikan salah satu Agency terkemuka di Jerman.

"apa maksud mu aku akan mengerti?!"
"iya..nanti kamu juga tahu dan mengerti apa itu cinta dan apa itu suka...", sautnya melambat..
kamipun melanjutkan diskusi tentang materi kuliah...dalam kelas dingin dan tenang di lantai lima fakultas ku yang tua...

Brak...(pintu terbuka kencang seperti terdorong sesuatu yang kuat)
"hi Girls.." (dia suka sekali menyapa kami begitu)
"hi Besar (bukan nama sebenarnya*red)....", Manyun menyapa..
muka ku tercekat..menyembunyikan rasa rinduku... merah melanda...aku terburu buru melihat kelantai..
"sedang apa kalian?" senyumnya merekah pagi itu...
aku hanya memandangnya sekilas..ragu untuk menjawab, tetapi Manyun sudah mewakiliku..
"ini, materi terbaru kuliah di kursus singkat kita.. baca!! jangan ditidurin kaya kemaren.."
"iya..tenang Nyun, pasti..kita liat aja..siapa yang paling jago nanti"..dia menambahkan dengan lantang..
"Buuhhh...bicara sana sama bantal..dasar manusia besar yang bodoh..!", tambah Manyun di akhir kalimatnya..lalu kami mulai tertawa bersama.

aku mulai menyukainya semenjak dua minggu lalu...dia begitu bersemangat. tak pernah kulihat seorang pria yang bersemangat seperti dia...
hasratnya penuh seperti seember kayu oak tua yang siap diisi anggur..
begitu lugas...dan berani..

kelas hari itu dimulai seperti biasa..walaupun kadang aku meliriknya seketika..untuk memastikan keberadaannya. berusaha duduk paling belakang..agar aku menguasai medan untuk melihat secara menyeluruh..(sebenarnya aku hanya tidak ingin terlihat sedang memandangnya setiap 5 menit oleh teman teman ku..).
Setelah semua selesai..siang itu mulai menyapa...

"mau makan apa hari ini?", terucap begitu aku mempersiapkan kalimatku siang itu..
"Aku..bakmi aku..", suara teman ku yang aseli turunan suku batak keras menyebut..
huh..padahal aku kan ngga nanya dia..dasar..
namanya Para (bukan nama sebenarnya*red)
dia aseli buatan suku batak. Bapak batak, ibu batak..jadi tidak akan ada kemungkinan terlepas dari sel darah keras keluarga besar yang menghuni pulau sumatra.
"aku...mau gado gado..", tambah Manyun..."kamu apa besar?"
ah..akhirnya...Manyun penyelamat...dia memang teman yang baik..aku sudah tau semenjak bertemu pertama kali dengannya.. pertama kali berkenalan denganku..dia berusaha terlihat santai dan nyaman..memperkenalkan nama..walaupun waktu tangannya kusambut..tangannya sedikit bergetar..menandakan dia berusaha keras untuk bersikap baik dan berteman setia.
"haduh..maaf ya semua...aku harus membantu si Tajo (bukan nama sebenarnya*red). dia sedang melanjutkan penelitiannya sekarang..di depan kampus kita..aku sudah berjanji untuk datang...", besar melanjutkan.

hah....lemas rasanya..siapa pula Tajo itu? temannya? atau salah satu pengganggu yang akan melewatkan makan siangku dengan si Besar..
hum...sebaiknya kutanya padanya.."dimana janjiannya? apa tidak sebaiknya makan dulu?!"
"wah..maaf ya Chingo..tapi aku sudah berjanji pada sahabatku ini. kami teman sepenelitian..aku tidak ingin mengecewakannya", belanya..
huh, Tajo! akan kuingat baik-baik nama itu dalam memoriku...teman baik Besar..sekaligus rival baruku.
Tapi..the good thing is..bertambahlah nilai 1 point untuknya..
dia begitu setia kawan..
begitu menjaga janjinya dengan sahabat..tak ingin mengecewakan sahabatnya ini.

"Ok, kita ketemuan saja sehabis kami makan..", lanjut Manyun..
Hyaaaaaa...
jantungku berdegup kencang..berharap dia mengucapkan kata kata yang kuinginkan...
"Ok..aku akan berada di ladang pertanian didepan kampus siang ini. kalian kalau berkenan menyusul saja"..pintanya.
Oh, Tuhan..
Menyun memang teman terbaik yang pernah kau kirimkan padaku..(sedikit berharap Manyun bisa menambahkan sedikit bumbu di akhir kalimatnya)
"Yup...nanti kita kesana Abis makan da Sholat. Ya ngga Chingo?!", tambah Manyun..
"se' ep.." sedikit tertekan oleh kepura-puraan ku berakting...sebenarnya..dalam hatiku berteriak "Amieeeeeeeeeeeen".

siang itu melambat..begitu pikirku..masih berusaha bergelut dengan banyak manusia di kantin Fakultas teknik pertanian siang itu..aku berusaha menahan gairah ku melihat nya lagi siang itu.
"makan pelan Chingo..ngga akan di ambil kucing kok", Manyun menyarankan.
"hum? ah..ini lagi laper aja..", bela ku.
"laper perut? apa laper mata?", tambahnya..sambil menyeringai..
teman ku yang satu ini pintar.
sungguh...
secara akademik dia sudah menempuh akselerasi sewaktu SMU dan ia sudah dua kali menembus salah satu perlombaan menulis dan dikirim ke Norwegia. tak salah lagi bila dia sudah bisa menebak hatiku.
Tuhan, kau memang mengirimkan orang orang hebat yang bersanding disamping ku..tapi aku ingin memohon lagi..
kali ini aku benar benar akan menjadi gadis kecil yang baik Tuhan..
buatlah agar Besar bersanding disamping ku..untuk melengkapi hidupku.

setelah nya Manyun menambahkan...
"ngga sekalian aja tuh nasinya dihabisin?"
"ngga..ini buat Para..liat tuh dia kelaparan..", ini adalah salah satu strategi mempercepat makan dalam rangka ketemu jodoh..
Para membela diri "enak aja..ngga mau! masak aku dikasih sisa..parah..lah.."
begitulah dia sering berkomentar (parah lah..) sehingga dia dipanggil Para.
"habisin!" manyun melotot ke arah ku.
"iya..aku habisin", aku tak punya pilihan lain.
asal kau tahu saja teman. Manyun adalah salah satu pencinta makanan. Harus habis semua makanan yang kita santap didepannya. karena dia begitu menghargai pemberian Sang Pencipta. sehingga sebagai pernyataan syukur, kita harus menghabisi makanan yang diberikan pada kita.

waktu terus berputar..
aku pun gusar..
tiba saatnya kami membayar makan siang kami dan beranjak sholat Dzuhur.

"pelan pelan...", Manyun protes..
kali ini adrenalin ku memuncak..kutancap dalam dalam kearah bawah gas sepeda motor ditangan kanan ku..
"ini pelan..", belaku.
"mana ada dikamus bahasa Indonesia, pelan itu 70 km/jam?"
"hehe, iya..iya..", merasa pasti akan kalah beradu argumen dengan teman ku yang pintar ini..aku menurutinya.

karena letak kampus kami sangat dekat dengan jarak ladang pertanian, kami pun segera sampai.
kulihat pemandangan hari itu...cerah..panas lebih tepatnya..
kulihat beberapa manusia sedang hilir mudik di ladang pertanian itu.
aku memandangnya satu persatu..
aks..itu dia..
Besar. badannya basah dengan keringat. wajahnya kelihatan bahagia. hebat pikirku..ini baru namanya lelaki sejati. tidak takut matahari.

seseorang melambai dari jauh..
"ChiiiiiNgooooooo......."
teriaknya..aku tercekat? apakah dia?
akh..respon ku menerima..
otakku cukup lambat sebenarnya dalam menangkap gambar..karena aku harus bergulat dengan mata minus ku,
"Bibiiiiiiiir....(bukan nama sebenarnya*red)"
bibir adalah sepupuku yang cukup dekat. kami hanya bertemu sesekali ketika kecil. tak lepas dari cara abang abangku mendidikku untuk bersifat seperti anak laki laki..aku selalu bergulat dengan Bibir sewaktu kecil. dan tentu saja karena ini dia begitu membenciku sewaktu kecil. aku begitu liar..tak berusaha mengalah pada siapapun dalam permainan masa kecil. dan selalu menjadi pemenang pergulatanku dalam memperebutkan mainan yang Bibir punyai.
kini sudah tidak lagi. entah sudah beberapa tahun kami tak pernah bertemu. karenanya aku sangat senang ketika aku tahu akan kuliah bersama di Universitas yang sama dengan Bibir.
dan yang lebih menyenangkan lagi teman...
Bibir adalah teman se-genk si besar.
lengkaplah sudah..penderitaanku berakhir..pikirku.

aku menghampiri Bibir..berusaha tidak menyapa Besar..karena memang seharusnya seorang Wanita Jawa menerima salam terlebih dahulu dari seorang pria dari pada menyapanya lebih dahulu. Dalam hatiku.. bergejolak..ingin membantunya beraktivitas.. tapi enggan. karenanya aku memilih menyapa Bibir terlebih dahulu.

"Chingo? kok kesini? hehe...main?", tanya Bibir.
"he'eh..iya..main..mau bantu juga..boleh?!"
"boleh..tanya aja sama si besar. bisa bantu apa?!" rujuknya
"besar..si Chingo sama temennya dateng...", dia berteriak begitu keras..sehingga hampir semuanya yang ada disana menoleh.
haduh..Gawat...dia mendekat. dengan setelan kaus putih yang sudah terbalut keringat. berlari..tersenyum..menghampiri.
ah..indah..memori pemandangan ini harus kuingat..pikir ku.

"Chingo, makasih dah dateng..hm..bantu apa ya? sebenarnya kami sadah mau selesai. tinggal 1 pengambilan data lagi..kamu sama manyun duduk saja di sebelah pinggir sana. di bawah pohon. setelah selesai nanti kita minum es kelapa muda", begitu dia berkata...aku terpana (dalam keadaan senag sekaligus bodoh..)
"baiklah.." jawabku ...sekali lagi dengan keadaan pura pura tenang.

30 menit berlalu..aku menunggunya bersama beberapa teman teman bibir. diantaranya ada Para yang baru saja menyusul, afgan (untuk temannya yang satu ini akan kuceritakan lain kali), looser (seorang rapper kondang muda di kota hujan), dan tentu saja Manyun.
yang tersisa di lapangan itu hanya dua penggal kepala. yang pertama si Besar (tentu saja, karena aku menunggunya), dan yang bersisa..tak ada pilihan lain..itulah si Tajo.

hm..aku tak begitu memperhatikan wajahnya..buat apa? toh aku bukan jatuh cinta dengannya..
khayalanku meninggi..memperhatikan pemandangan seseorang yang begitu setia menemani sahabatnya.
semenit setelahnya mereka mencabut satu persatu peralatan seperti lidi panjang dari tanah dan mengumpulkannya, lalu menuju kepinggir tempat kami menyeruput es kelapa muda segar.
"sudah selesai kan ?", tanya Bibir.
"sudah, hanya satu lagi percobaan yang harus diuji. tapi tak akan kita lakukan hari ini.", tambah si Besar.

haaahhh...lega mendengarnya..karena sudah lama aku menunggunya. aku sudah tak sabar melihatnya berbincang hangat dengan ku.
"ah, Chingo..", sambut besar.
"ini kenalkan..", aku tercekat.."ini Tajo... Tajo..ini Chingo.."
"salam kenal.." balasku dengan senyum terbaikku. karena aku ingin besar berfikir aku juga bisa menjadi gadis manis yang pintar dalam menyapa.
"hhh..", Tajo hanya menjawab sepenggal..matanya tajam melihatku. seolah benci, seolah tak peduli.. seolah galak..seolah....dingin.

sudah gilakah manusia yang bernama Tajo ini? aku tak habis pikir...bisa bisanya ada laki-laki sedingin ini. bisa bisanya Tuhan menciptakan manusia se...se...akh..aku kehabisan kata kata.
rasa kesalku menggelitik sedikit...tak lepas dari tatapan manusia setinggi 178cm ini aku terus tersenyum..pelan..merasa hina..tapi kutahan untuk tidak terlihat kesal.

hah..dari mana Tuhan bisa menjodohkan persahabatan si Besar dengannya?
apa dunia sudah salah berputar arah?
apakah Tuhan bersikap tidak adil pada Besar? dan padaku tentunya..
apa dia sedang lelah?
apakah...muncul apakah apakah yang lain dalam memoriku.
hum,,,,sudah lah..kupikir dalam untuk menyudahi tragedi kecil ini.

Mata Tajo masih terlihat besar menatapku..tak menggubris sapaan tanganku yang mengemis ingin disambut sebagai salam kenal.
Dia lalu beranjak pergi..berputar arah..membuka sweeternya (orang bodoh macam apa yang memakai sweeter di musim panas..khususnya indonesia?!) dan meletakkannya di sebuah gundukan tanah. mengepakkan terlentang berharap seperti sepray besar..untuk piknik, dia menaruh sweeternya ditanah.

Sudah gilakah ia?
mau apa?
lalu seolah tak peduli dengan sahutan teman-temannya.. Tajo merebahkan dirinya diatas tanah..punggungnya merapat dengan gundukan tadi. seolah itu adalah kursi santai.
tak peduli teman-temannya menyiulinya..meledeknya...
dan aku cukup tercekat melihatnya..
sudah gilakah manusia bernama Tajo ini?!
Bodoh? Gila?tak berakal?apa...agak Aneh?!

"kenapa dia besar?", tanya ku heran?!
"ah, dia hanya menikmati hidup saja.."Life is easy...'" itulah Tajo..sahabatku yang pintar..dia tak peduli seisi dunia memperhatikannya..yang ia peduli hanya..bagaimana cara menikmatinya...., isnt that cool Chingo?"
ah...ah..ah..ah..kenapa gerangan dengan komentar Besar hari ini?! sungguh tidak masuk logikaku? benar benar? mana ada manusia dingind an tak berakal seperti dia...bisa dijadikan patokan hidup?
apakah otaknya panas karena sengatan matahari hari ini?
apakah dia tahu kalau kata katanya tak masuk dalam kamus kecil di otakku?
apakah.....

sungguh..tak bisa disangka pernyataan Besar hari itu...
satu hal yang kupetik hari itu
"orang dingin tak berakal bernama Tajo... bertampang kasar dan menatap sedingin serigala.....bisa diidolakan oleh orang "besar" yang penjadi pujaan hatiku."

dingin+tak berakal= dipandang baik oleh besar..

sungguh..Tuhan..ini tak adil bagi ku...


sore itu aku hanya menyetir sepeda motor ku dalam keadaan melambat..berfikir matang..apakah ada yang salah dengan pikiran orang orang di ladang pertanian tadi?
apakah mereka terlalu lelah?
apakah?
apakah?

motor lambat melaju kearah penginapan tahunanku (A.K.A Kosan). Manyun yang ikut serta dibelakang ku bernyanyi..sambil tersenyum "But,I wont hesitait no more..no more it cannot wait,Im yours....Well open up your mind .....and see like me" (Jason Mraz)

sungguh..hari yang melelahkan.....
pikiran ku melayang bersama dengan hilangnya ladang pertanian yang namapk sore itu.





How i feel His Love

Foto saya
London, London, United kingdom, United Kingdom
this blog is specially presented to all the lovers in the world who have a Long Distance Relationship. (the following content were belong to writer's imagination )

I Hope So...Someday