Minggu, 17 Januari 2010

Morocco, September 2009

Baiklah.. kali ini saya mulai dengan Morocco

saya melancong kesana beberapa waktu yang lalu di bulan September 2009, dimana setelah saya selesai menulis disertasi saya, pikiran jenuh dan kesal menghantui.
Alhasil teman baik saya yang bermukim di Leeds mengajak tour keliling Morocco untuk menghilangkan penat sejenak dan merasakan indahnya bulan Rhamadan di negara Muslim.

Ada beberapa hal yang mesti teman-teman ketahui mengenai Morocco
yang pertama, Jelas ini adalah negara Muslim yang kebanyakan kapasitas manusianya fasih berbahasa Perancis dan Arab.

yang kedua mengenai kerasnya penjual dipasar yang ketat berkompetisi memperebutkan pelanggan.
suatu senja disana saya bersama seorang teman perempuan saya berjalan di pasar terbuka sambil menghabiskan waktu menunggu Adzan tiba.
lalu kami mengarah ke bagian pasar yang khusus menjual Jus jeruk.
sebagai pelancong baru pertama kali ini saya heran melihat penjual yang tidak segan segan melempar air ke arah pelancong yang menolak secara halus membeli barang dagangan mereka.
sebelumnya mata saya banyak memperhatikan tingkah laku para lelaki berbulu lebat yang menjual barang dagangannya dipasar tersebut.
sialnya, teman kami yang kebetulan tidak berjalan bersama saya tidak menyadari hal ini.
mereka datang kearah saya yang telah membeli jus segar untuk berbuka.


Dengan keadaan setengah basah kuyub mereka menyumpah dengan bahasa Indonesia:
"dasar ARAB sialan.. masak gw senyumin waktu engga mau beli jus jeruknya malah gw disiram aer.. gila engga?!?!?! SIALAN... gw sumpahin dagangannya engga laku... emang enak!!!!"

hal yang tebaik yang saya petik sore itu adalah :
"jangan berusaha memperlihatkan muka ke arah penjual yang menawarkan barang dagangannya bila tidak ingin membeli, kecuali kalau kalian belum mandi seminggu.." :p

hal ketiga yang harus kita ketahui adalah kita harus memiliki peta daerah tersebut bila ingin berpergian tanpa travel agent.
nah.. hal ini yang kami semua sadari terlambat..
suatu pagi kami mengendarai mobil sewaan ke suatu kota yang konon katanya "katanya loh.. ini juga kami dapat dari orang indonesia yang bertemu dengan kami di suatu cafe terbuka di malam hari sebelum kami sepakat berpergian dengan mobil sewaan" antik dan indah. konon katanya kota "RABAT" ini memiliki ciri has pantai yang indah... bagunan bangunannya masih seputar bangunan kota lama yang bisa dijelajahi dengan kaki kaki para pelancong yang haus akan cerita cerita masa silam. Banyak peninggalan berupa patung patung dan gerabah yang berbau lumut tetapi sangat cantik karena terbias dengan sinar matahari di siang hari.
"OK!!! KITA KESANA..." sambut salah seorang teman saya yang cukup yakin kami bisa merasakan hal yang sama.
kami berangkat pagi itu dengan hati ringan.. sarapan sudah kami jadikan satu dengan saur.. dan bensin mobil telah kami isi penuh sebelumnya dan kami berpergian dengan 2 mobil sedan yang bisa dibilang cukup nyaman. (saya naik mobil nomor 2 )

1 hal yang harus kita sadari ketika berpergian ke negara lain "APAKAN KALIAN BENAR BENAR BISA MEMBACA ARAH JALANNYA ??? INGAT.. KITA DI KOTA ANTI INGGRIS.. KIRA KIRA ADA BAHASA INGGRISNYA ENGGA????"

"bedon..." setelah 3 jam hanya berputar2 dalam perjalanan salah satu teman saya mengeluh..
"kita sampe mane seehh??!?! buset... jauh amat seh rabat.. si gonjes bener kagak baca petanya.. maen tancep2 ajeh seh...", sambut satunya lagi
"sabar.. kita juga nyampe sejam lagi... " sang supir yang menyabarkan kamipun membungkam keluh kesah kami dan menepis rasa kesal yang mulai berontak muncul.

setelah sampai di penjalanan akhir, tepatnya melewati jalan bebas hambatan (ini benarbenar bebas loh.. soalnya cuman liat gurun sama kambing doang... jadi bebas dari manusia sama mobil mobilnya sekalian) kami melihat plang besar yang menyebutkan :
مرحبا بكم في مدينة الرباط
"selamat datang di kota rabat"

"jiaaahh... akhirnye kita sampe juga neh mbak" salah satunya menyambut riuh..
mobil di depan kami juga sepertinya ikut menyambut riuh, hal tersebut sangat kuat saya katakan ketika saya melihat siluet tangan penumpang di kursi belakangnya mengangkat tinggi tinggi... :)

setelah melintasi luar kota dan mulai memasuki inti kotanya kami melihat fenomena yang jauh dari kata "TUA"

gedung gedung tinggi menjulang, dengan banyak mobil mobil mewah melewati kami.. dikanan dan kiri jalan banyak toko toko makanan siap saji dan sampah menyambut di sisi kiri dan kanan tokonya. terdapat 1 gedung besar tidak tinggi, tetapi panjang dan berdiri kokoh.. kami membaca sambil mengeja "Conseil municipal"

"Kon- Se-il Mu-Ni-si-Pal" salah satu teman saya yang duduk di depan membaca pelan pelan...
"apaan tuh mbak?" tanya nya.., "oh ini museum buat konglomerat.." ada yang menyeloteh sok tahu...

"kalo itu apa? Les -Toi-let-tes Pub-blik?" (
les toilettes publiques),
"wah kalo ituh udah jelas.. less.. artinya kurang.. berarti disini kurang fasilitas buat tempat buang hajat.. ck ck ck" masih dengan sok tahu dia menjelaskan.

setelah memutar jalan selama 20 menit.. kami hanya terheran heran...
"mana antiknya??? jalanannya macet... engga ada gedung tuanya sama sekali.. ?"
akibat 1 komentar saja akan berujung pada pertikaian di dalam mobil...

mulai lah kami memutuskan untuk memberikan pesan singkat melalui sms kepada salah satu teman kami yang berada di mobil depan.
"Wati.. tolong bilangin gonjes buat minggir sebentar.. kayaknya kita percuma lama lama disini... kagak ada bagus bagusnya nih kota.."

setelah kira kira lima menit pesan terkirim lalu mobil di depan kami mulai menepi.
salah satu teman kami keluar dari mobil..
lalu teman kamipun yang berperan sebagai co-pilot melangkah turun menghampirinya.
kami hanya melihat mereka berbincang bincang di luar mobil.
saat itu kami memutuskan untuk tidak turun dari mobil karena cuaca tiba tiba berubah menjadi kelabu dan hujan gerimis turun mengguyur kota rabat perlahan.

co-pilot masuk.
"gimana gan? ada keputusan?", tanya ku.
"kite kayaknya engga bakalan stay lama disini. gonjes bilang kita langsung cabut ajah ke kota berikutnya. Agadir.", sambutnya
"jauh kagak gan?", balasku
"lumayan.. kira kira (sambil membuka peta) empat jam lagi kita nyampe bu.. giamana? (sambil nyengir)"
"AKKKHH... gila...", sambut noi noi.. "capek gw.. lama bener di mobil.. kaki nih udah pengkor.."
"tenang noi.. di agadir paling puas deh.. 4 hari kita.. isinya pantai... pasti lu suka.. sabar yah..
(senyum)", hibur sang co-pilot.

setelah tidak punya apa apa lagi untuk diperdebatkan, kamipun melaju memasuki jalan bebas hambatan menuju Agadir.
sayangnya sebelum sampai di jalan bebas hambatan, kami harus melewati padatnya jalanan di kota Rabat.. dimana mana sangat macet. mobil kami hanya melaju sedikit sedikit. rasa panas dan kesal melingkupi.. tapi kami pu hanya menggerutu ringan dan pasrah sambil berharap kami segera memasuki jalan bebas hambatan.

setelah melewati sejam di dalam pergulatan melawan padatnya jalanan kota Rabat, kami memasuki jalan bebas hambatan. sepanjang jalan hanya terlihat gurun tandus, beberapa rumah kecil yang tampaknya sudah tidak berpenghuni karena pintu pintu rumahnya sudah tidak ada lagi, beberapa domba liar, tiang listrik yang tinggi tinggi dan jalanan yang tak ada abisnya.

sore itu kami dengan beruntungnya dapat menyaksikan indahnya matahari yang tenggelam pada sisi kanan jalan. langit berubah mencuat menjadi orange di temani dengan banyaknya burung burung hitam yang aku tidak yakin apa itu jenisnya.. tapi tampak indah di pandang seperti yang selalu terlihat di televisi.

pagi hampir pukul 2 kami sampai di hotel yang telah di booking online oleh teman kami sebelumnya,
kami pun beristirahat di dalam kamar yang berkapasitas 5 orang,
para lelaki berkumpul di kamar pertama dekat tangga hotel, dan para perempuan berkumpul di kamar kedua setelahnya.
setelah 30 menit kami berbenah dan membersihkan diri dari keringat di perjalanan tadi salah satu teman laki laki kami pun menelepon.

"halo? ini wati bukan?"
"eh iyah.. knp om jo?"
"mau keluar engga beli makanan buat saur sekalian?"
"mau mau.. ini tinggal nunggu si chingo ganti baju"
"ok. ketemu dibawah 15 menit lagi yah"
pagi itu kami memutuskan untuk melakukan saur on the road.
seperti yang biasa mungkin kalian lakukan di Jakarta, kamipun bermaksud melakukan hal yang sama seperti itu. setelah berputar puter hampir setengah jam di kota yang berpenghuni mayoritas muslim, kami menemukan kedai makanan yang menjual makanan cepat saji seperti burger dan kebab.

"nah nah.. kite disitu ajah tuh.. minggi sini mbon.. jangan mepet kanan yah..", celoteh lala..
tapi terlambat.. sebagai pengemudi hanya 1 hal yang kurang bisa jambon lakukan dengan lancar.. yaitu "parkir".
KRAK,, (suara ban mobil menghantam trotoar)

jambon hanya menyengir lebar ke arah kaca spion sambil menyeloteh "untung mobil pinjeman"

kamipun turun dan menghampiri kedai tersebut.
sepuluh orang jumlah kami mulai menghampiri pelan pelan kedai yang bisa dibilang"masih ramai" di jam jam yang bisa dibilang "pagi buta".

kami tercengang begitu kami sampai disana
para perempuan cantik dengan pakaian ketat dan minim terlihat begitu banyak membanjiri sebagian kedai tersebut, dan segelinitir laki laki setengah baya menemani mereka minum dan makan di sampingnya.

salah satu teman laki laki kami mulai membuka mulut ketika salah satu perempuan cantik dengan pakaian minim yang dadanya sangat rendah mengedipinya

"mampus.. ini rumah makan plus plus apah yak? banyak bener pereknya?"
salah satu teman pria kami mulai membuka pembicaraan

"apa kita cabut ajah?" tanyaku

"mau kemana? kita udah muter muter tadi... engga ada toko yang buka jam segini.. entar keburu imsak", noinoi menjelaskan

"yang jelas kita makan kan niatnya.. engga pake plus plus?", teman laki laki ku yang tadi ternganga mulai ikut menyeloteh

"iyah kita makan terus balik.. gituh ajah", tegas lala

hampir sepanjang waktu kami menunggu makanan datang, tak habis habisnya para perempuan cantik mencuri pandang dan berusaha menggoda teman laki laki kami.
hanya saja sepertinya mereka tidak berani mendekat, karena mereka menyangka kami para perempuan yang ada disana adalah pasangan mereka.

"gile.. tuh embak embak engga capek nyegir ke gw mulu.. risih gw liatnya..", tempi mulai menundukan kepalanya dan berbicara lambat lambat kepada kami.
sayapun hanya tersenyum geli..
hal ini bisa dibilang agak aneh, karena di negeri yang bisa dibilang kuat unsur agamanya dan dikenal dengan penduduknya yang rohani dan menjunjung tinggi nilai keagamaan masih saja ditemukan sisi "prostitusi" dalam bentuk berbeda.

satu hal yang kami sadari ketika keluar dari kedai tersebut setelah kenyang.
kedai ini rupaya kedai plus plus yang menyiapkan makan untuk tamu tamunya baik yang lapar perut maupun lapar nafsunya.

satu pelajaran lagi yang saya petik hari itu kawan:
"kalo ke Morocco jangan beli makanan dipagi pagi buta kecuali kamu ditemani pasangan sah mu"
hehehehe.

setelah subuh kami kembali ke kamar dan terlelap di tempat tidur masing masing.. bersiap menyambut siang, karena kami tahu... LAUT menanti kami untuk bermain bersama :):):)

zzzzz....
"selamat pagi chingo.. selamat tidur.. mimpi indah.. sambil ditemani alunan suara ombak dari beranda kamar hotel"

*selamat datang di Agadir. :D
Pantai dikala Senja, Agadir September 2009

*Lala, Noinoi, Chingo taken by random foreign guy that want to have chat with Noinoi :D

welcoming my creativity again :)

Setelah sekian lama saya tampil "sok sibuk" sehingga saya menelantarkan Blog saya, kini saya mencoba untuk menulis kembali mengenai indahnya dunia yang saya jalani.

Mungkin saya akan menulis beberapa Flash back mengenai perjalanan saya selama ini.. dan
mencoba menulis kisah-kisah bodoh yang pernah terjadi selama 1 tahun kebelakang.
semoga kalian semua menikmati apa yang saya anggap sebagai "ART" teman.

selamat tahun baru 2010, teman. Semoga kita semua dapat melaluinya dengan penuh makna
:)

Best wishes

Chingo :3
-London, jan ' 17 '2010

How i feel His Love

Foto saya
London, London, United kingdom, United Kingdom
this blog is specially presented to all the lovers in the world who have a Long Distance Relationship. (the following content were belong to writer's imagination )

I Hope So...Someday