Sabtu, 20 September 2008

Leicester..."selamat pagi"

Pagi itu seperti biasa..
aku tebangun dalam keadaan "lelah"
sehabis "berlari" dalam "mimpi"

aku pikir...
apakah ini akan berlangsung lama...
aku
terdiam dalam duduk
merenung dalam sepi

cahaya matahari memberontak dalam kamarku
berusaha menyelinap dalam gelap kamar..

beranjak..
kuarahkan badanku menuju jendela, meraih daun jendela..
dan membukanya...

"selamat pagi Leicester"

dia diam..
menyambutku dengan terpaan angin pagi yang dingin...
sunyi bernyanyi

aku diam menatap...

dia tersenyum...
menyambutku dengan senyumnya yang silau...

"Selamat Pagi Leicester..", kataku lagi
(kali ini sambil tersenyum..)
kali ini lelahku beranjak hilang...

('U')

Apa yang Kulihat sekarang hanyalah bagian dari "perang waktu" dalam diriku


semua yang terposting di blog saya, merupakan karangan belaka. kesamaan karakter dalam cerita, semata hanya dibuat demi menghormati teman teman tercinta saya di Indonesia.
selamat menikmati teman!!!


mungkin ini hanya sesaat...

tapi Tuhan...
jangan "siksa" aku dalam "rindu"


mungkin ini hanya sementara...

tapi Tuhan....
jangan "siksa" aku dalam "rasa"

mungkin ini hanya soal waktu...
tapi Tuhan...
jangan pernah "siksa" aku dalam "Cinta"


aku tahu ini nyata..
lebih sakit dari mimpi

aku tahu ini "Suka"
lebih sakit dari siksa...


aku rasa semua itu cuma "waktu"

terus aku pandangi
terus aku tunggu...

terdiam

aku ...

lepas dari setiap detik jarum itu berdetak..
dadaku terasa sakit

rasa ilu..
mengena..

aku tumbuh dalam rasa...


"SAKIT UNTUK MENCINTA"


_Birmingham (20 September 2008)

*sepi dalam ramainya detak kota...

Senin, 15 September 2008


"tried to survive tonight..i hope"





















Leicester At Night-Main city
semua yang terposting di blog saya, merupakan karangan belaka. kesamaan karakter dalam cerita, semata hanya dibuat demi menghormati teman teman tercinta saya di Indonesia.

selamat menikmati teman!!!



Malam itu dingin tanpanya...aku mencoba bertahan...

That goes my heart (last part-FIN)

"Havent you heard?"
"Im stuck on a face...

“Im stuck on a boy..who..fells me with joy..." (Kate Walsh)

Aku benar benar panas…..


Setelah mengalami kejadian yang selalu berujung pada akar permasalahan ini, otakku masih panas memikirkannya.

Sudah gila kah Manusia bernama Tajo ini??!

Dilain pihak, segala permasalahan mulai muncul.

Sesi kuliah ku mulai sibuk, tugas menuntut, sehingga banyak waktu tersita.

Hal tersebut bukanlah halangan bagiku untuk mencinta, karena setiap aku melihatnya dikelas, dengan adegan badan besarnya yang mulai lunglai dan limbung karena kantuk…merupakan anugerah bagiku setiap hari.

Siang itu kami akan mengerjakan presentasi yang akan kami tampilkan minggu depan.

Setiap peserta dalam pelatihan itu wajib membawakan presentasi sekitar sepuluh menit.

Presentasi tersebut merupakan salah satu bagian dari ujian akhir yang akan kami terima diakhir pelatihan ini.


Untuk sekedar informasi, pelatihan ini merupakan pelatihan berbasis “Marine science and Technology” Perikanan dan Ilmu Kelautan yang diselenggarakan oleh salah satu agency ternama dari Jerman yang bekerjasama dengan salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia.

Setiap tahunnya, sedikitnya 20 peserta akan dipilih dan disaring langsung untuk mendapatkan pelatihan ini secara menyeluruh. Mulai dari kuliah setiap harinya selama kurang lebih 6 jam (terbagi atas dua sesi) hingga pengambilan sample yang harus kami lakukan di Kepulauan seribu dan sekitarnya di Indonesia. Pengajarnya merupakan guru besar salah satu perguruan tinggi di Indonesia, Pengamat dari UNESCO, konsultan dan pengajar dari DAAD-Germany, dan beberapa pengajar dari Universitasku.


Aku, Manyun, Para dan Besar, adalah salah satu dari 20 peserta yang beruntung yang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Bila kami berhasil mendapat posisi juara pertama, maka kami akan mendapatkan tiket gratis ke Jerman selama 1 tahun untuk melakukan riset dan pelatihan atas materi presentasi yang kami tawarkan. Huaaaaaa… tawaran yang menarik bukan?!

Dari situlah niatku untuk mengambil s2 (master) mulai terbayang.

Setiap harinya kami harus selalu menggunakan bahasa Inggris. Baik didalam kelas maupun diluar kelas. Itupun kami buat menarik dengan melakukan perjanjian kecil dikelas.

Siapapun yang mengucapkan lebih dari 10 kata diluar bahasa inggris setiap harinya, akan mendapat hukuman membayar makan siang untuk satu kelas.


Karena itulah teman kami yang awalnya malu malu berbicara dalam bahasa inggris, mulai lancar melafalkannya dengan berani.

Bahkan ada pula yang mencampurnya sedikit dengan dialek jawa yang kental…

Kadang kami melakukan sedikit eksperimen dengan menerjemahkan beberapa kata menyerupai penyebutan serapan kata aslinya, seperti:

Tidak apa apa = No what what

Bodoh bukan main = stupid doesn’t play

Masuk angin = enter wind

Tidak enak badan =body is not delicious

Tidur tidur ayam (terkantuk-kantuk) = sleep sleep chicken

Hangat hangat tahi ayam (melakukan sesuatu yang hanya bersemangat di awal) = Warm warm chicken shit.


(hal tersebut akan lebih banyak kami sebutkan bila sedang bergurau dikelas).

Daripada kami menyebutnya dalam bahasa Indonesia, akan lebih buruk lagi karena terhitung untuk mulai menjalani hukuman.

Siang itu kami berkumpul di kosan Besar dengan maksud mengerjakan tugas. Kebetulan Besar bertetangga dengan salah satu teman kami di pelatihan tersebut. Sebut lah dia si Brother (bukan nama sebenarnya *red). Anaknya penuh senyum, sedikit gila bila membicarakan daerah asalnya. Karena banyak sekali turis mancanegara yang mulai melirik pulau yang notabene menjadi kampung halamannya.


Dia senang sekali dengan keadaan kampungnya yang indah.

Pulau tempat si Brother di besarkan cukup indah.

Disana memiliki ombak yang tinggi untuk surfing dan memiliki site yang indah untuk diving.

Tersebutlah disana terdapat pulau kecil yang memiliki panorama indah untuk dijadikan berbulan madu. Pantainya memiliki pasir putih dan asal kau tahu teman…tanpa menyelam hingga kedalaman 7 meter saja, kau sudah bisa berenang bersama penyu penyu liar penghuni pulau tersebut.

Aku dulu pernah mengunjunginya sekali, karena kecintaan ku pada laut…suatu hari aku pergi kesana untuk kedua kalinya seorang diri.

Mengunjungi panorama tersebut untuk kedua kalinya……..dan merasakan kebebasan tanpa batas….


Inilah yang disebut “Enjoy your life without anything to fear…”


Suatu saat aku akan menjelaskan makna kata tersebut.

Kembali ke Brother, dia termasuk teman yang ramah dan baik hati. Suka tersenyum dan banyak membantu teman. Dia salah satu murid yang memiliki kecerdasan yang tinggi di salah satu jurusan perikanan di fakultas ku.

Kami berbeda jurusan, tetapi aku cukup akrab dengannya. Dia pernah melakukan satu kegilaan dengan teman kecilnya di kampung halamannya. Mereka senang bermain dengan turis asing disana…dan menikmati indahnya tubuh para turis itu.

Haha, sungguh brother yang normal. Brother juga memiliki cita cita yang tinggi, dia ingin sekali bersekolah kembali keluar negeri. Dimana dia lebih banyak lagi dapat mengenal budaya baru, wanita baru, dan site baru…


”teruskan perjuanganmu Brother…aku mendukungmu!!”


Dilain hal…sore itu kami habiskan untuk menyusun materi presentasi dan belajar melakukan presentasi bersama teman teman. Brother banyak membantuku dalam bidang ini. Karena dia sangat pintar dalam meyusun slide.


Hari itu Manyun, Para, Besar, Brother, dan Aku menghabiskan waktu bersama untuk melakukan sedikit debat presentasi. Aku sangat bersemangat, karena inilah untuk pertama kalinya aku melakukan presentasi dengan bahasa Inggris.

Begitu menjelang malam, kami berniat makan bersama di kosan. Besar sudah terlihat lapar, begitu juga Manyun dan Para. Akhirnya kami memtuskan untuk membeli makanan cepat saji disekitar kampus kami. Karena kami berlima dan hanya memiliki 1 kendaraan bermotor, terutus lah dua orang untuk membeli makanan untuk kami. Belum lagi teman sekosan Besar yang bernama Bon bon juga ikut menitipkan makanan. Bon bon (bukan nama asli *red) adalah adik kelas kami di kampus. Dia memiliki suara “emas” yang khas Charlie chaplin dan senang sekali menganggu Besar. Hari itu Bon bon sedang sakit, dia menderita penyakit pembengkakkan pembuluh eustasius (saluran telinga) sehingga tidak mampu untuk membeli makan malam hari itu. Tetapi sebenarnya itu bukan masalah baginya, karena sepertinya dia lebih senang mengganggu Besar ketika sedang melakukan pelatihan presentasi daripada beristirahat seperti anjuran dari dokter.


Dua orang yang akan membeli makan malam kami adalah Besar dan Brother. Sisanya, hanya menunggu dikosan. Malam itu aku sungguh senang, karena pelatihan presentasi kami lakukan dengan baik dan semua berjalan sesuai rencana. Aku selalu berfikir apapun yang dilakukan sesuai rencana pasti akan berakhir dengan baik. Hum…masih menghela nafas…aku menunggu mereka datang membawa makan malam.


Setelah kurang lebih setengah jam kami habiskan untuk menunggu. Suara kendaraan bermotor itu mulai datang, berdengung lebih kencang dan berat. Kupikir..ada apa dengan kendaraan bermotor Brother, suaranya sedikit mengalami modifikasi?! Akhirnya aku sedikit mengintip kearah luar.

Siluet pria itu turun dari atas motor hitamnya, mengenakan helmet hitam dan jaket hitam, sepadan dengan celana jeans hitamnya. Kupikir..siapakah gerangan yang muncul? Karena Manyun dan Para tidak berada diruang tamu pada waktu itu, maka hanya aku sendirilah yang dengan sopan membukakan pintu untuknya. Dengan cepat ia berjalan masuk, melepaskan sarung tangan motornya yang hanya setengah jari dan seolah bergerak cepat dan akan menabrak pintu masuk. Tangannya mengepal kuat menandakan dia ingin sekali melakukan sesuatu. Pintu terbuka, aku menatap…dia membuka kaca helmetnya.


Alis dan bulu mata tebalnya nampak..sorot matanya begitu kukenal..

Akh..tidak..badan ku lemas…ini pasti dia…

Tidak pernah terfikir olehku malam ini akan berubah menjadi kelam..

Badanku tersungkur kebelakang..

Dia menatap, diam lalu membuka helmetnya.

Wajahnya kelihatan lesu malam ini, sehingga tak tampak sedikitpun… terbersit kemarahan dimukanya.


Aku terheran, diam dan tidak membalas tatapan matanya.

“Besar kemana?”, katanya dengan suara parau?

“aku tak tahu..”, kataku berbohong

“begitukah? Kalau begitu bisa kau sampaikan kepadanya..aku kesini mencarinya…..tolong…”, dia mengucapkan kata “tolong”, agak sedikit janggal bagiku.

Apakah pesannya penting? Seharusnya ini saatnya aku membalas dendam lama yang tersimpan.

Memangnya aku peduli dengan keperluannya, dia sudah cukup merusak perasaanku setelah sekian lama.


Tapi sepertinya pikiranku cepat berubah malam itu. aku tidak akan melakukannya.

“baik akan kusampaikan..”, kataku pelan.

“apakah kau baik-baik saja Tajo? Sepertinya wajahmu tidak menunjukkan demikian…”, akh..bodoh..mengapa kulanjutkan kalimatku..seharusnya sudah cukup sekian dan terima kasih kan!

Inilah keburukanku..sepertinya aku sulit menahan kata-kata.

“kamu baik sekali, tapi terima kasih..aku pamit” kata kata terakhirnya itu yang mengubah sudut pandang ku sekilas ketika melihatnya mengucapkan kalimat tersebut sambil tersenyum.


Aku belum pernah melihatnya tersenyum, lembut seperti ini. Mungkin otakku sudah dipenuhi segala rasa aneh dan keburukanku tentang nya. Aku pun tidak menyangka dia bisa tersenyum.

Lebih indah demikian, apa lagi sorot matanya yang tajam.

Ketika kau melihatnya, kau pasti tahu teman..ada sedikit kebaikan dalam diri orang ini.


“ don’t judge a book by its cover”, banyak sudah manusia yang mengucapkan kalimat itu berulang kali.

Tapi baru sekarang aku mengerti maknanya.


“apakah aku bisa membantumu?”, aku mulai menawarkan diri. Entah mengapa, tapi aku melihatnya begitu berbeda malam ini.


Ia begitu rapuh, seperti kucing kecil yang mencari induknya ditengah hujan besar.

Sorot matanya kini mulai hangat menatapku. Alis matanya tidak lagi berkerut, dan turun sedikit seperti bahasa tubuh yang bersyukur ada orang yang menanyakan keadaan dirinya malam itu.


“Tidak. Terima kasih Chingo. Sebaiknya aku pamit, karena ada hal lain yang akan kukerjakan. Sampai ketemu besok”, katanya sambil pamit pulang. Ia menaiki kendaraannya kembali, dan tersenyum kearahku dibawah gelapnya malam dan sinar bulan yang sedikit redup malam itu. tidak begitu indah memang. Tapi itu sudah cukup membuatku untuk merubah sikapku melihat dirinya.

Dia pergi, motornya berbunyi keras, mulai menjauh dari tempatku singgah.

Aku pun kembali masuk.


Hari ini Tuhan memberikan sebuah pelajaran singkat dan berkesan.


Apapun yang kau pikirkan tentang seseorang…

janganlah kau menilai orang tersebut buruk terlebih dahulu.

Karena kau tidak akan pernah tahu,

Karena kau tidak akan pernah menyangka,

Karena kau tidak akan pernah menduga…


Malam itu kami makan malam bersama, berlima diruang tengah.

Aku menikmati makan malamku bersama yang lain, tapi pikiranku tak terfokus.

Entah apa yang terjadi, tapi aku sepertinya tidak menikmati menatap Besar.

Pikiranku jauh melayang ke “moment” berharga sesaat yang lalu.

Pikiranku masih teracuni oleh perasaan penasaran yang sangat..


Apa yang terjadi dengan ku?

Apa ini bagian dari rencana Mu, Tuhan?!
Aku masih menduga-duga.


Manyun menatapku aneh malam itu, dia hanya tersenyum kecil.

Aku membisikkan sesuatu ditelinganya..”Nyun, kau tak’kan menyangka apa yang terjadi malam ini terhadapku..”

Dia hanya bilang “simpan saja untuk besok, masih banyak yang perlu kita kerjakan malam ini”.

Aku tersenyum…

“iya..”, jawabku

Pikiranku melayang lagi sambil menyantap makan malam, malam itu.


Sepertinya malam ini tidak terlalu buruk pikirku…

How i feel His Love

Foto saya
London, London, United kingdom, United Kingdom
this blog is specially presented to all the lovers in the world who have a Long Distance Relationship. (the following content were belong to writer's imagination )

I Hope So...Someday