Senin, 08 September 2008

That goes my heart (second part)

"Havent you heard?"
"Im stuck on a face... im stuck on a boy..who..fells me with joy..."

Dua hari tepatnya setelah semua kejadian berlalu...
aku hanya berfikir untuk lebih santai.
aku berfikir...untuk menerima kata kata mutiara "Life is easy"
karangan Maestro pujaan hatiku.

siang itu kami berada di kampus. setelah melewati hari hari yang melelahkan untuk meneliti hewan hewan kecil yang disebut Avertebrata aku melanjutkan hariku dengan makan siang dikantin kampusku bersama Manyun.
kantin ku tidaklah seperti kantin fakultas lainnya. letaknya paling bawah di Wing paling belakang dekat danau kecil.
terlihat kumuh sesaat, tapi teman...kalau kanu mengenal makhluk makhluk yang menghuninya..pasti..kau akan rindu untuk menuju kesana.
seperti yang diibaratkan dalam film film barat.."if u speak of the devil..the devil is here"

tepatnya kami mengunyah makan siang kami berempat.
Aku, Manyun, Para, dan Besar...
hum..sempurna siang ini..pikirku..
(telepon selular Besar berdering).
"maaf, aku angkat dulu", beberapa menit di menghilang dari tempat kami duduk.
aku memperhatikannya dari kejauhan..
berharap mengetahui..siapa gerangan yang menghubunginya.
penuh dengan perasaan gusar..aku mengintipnya sedikit.
Manyun memergokiku..lambat kami bertatapan..matanya memebesar..seolah berkata "hentikan sikapmu itu. terbaca oleh Para tahu!!"
aku secepatnya merubah posisiku ke arah semula.

"maaf aku harus pergi...", Besar berkata.
"Kemana?", tanya Para.
"Bantu Tajo, Ladang pertanian, segera...dah..", dia mengambil ransel kumalnya..berlari tanpa melihat lagi kearah kami.
tanpa sempat mengucapkan kata kata perpisahan kami, terlebih pada ku.
siapakah gerangan Tajo ini? seakan ia selalu jadi prioritas utama Besar. seakan dia itu paling penting dalam hidupnya?!
sahabat?
hah?! apakah dia benar memilihnya sebagai sahabat?
seseorang Arogan, keras, kasar, Snobish, dan urakan....?
aku tak habis pikir..

manyun mengajaku menghabiskan makan malam di daerah sekitar kampus ketika malam menjelang. aku tak sabar...lapar rasanya hatiku ini. masih menyisihkan pertanyaan..bagaimana keadaan Besar sekarang? apakah ia sudah makan? apakah...
(dering ponsel tertuju padaku)
"halo? ah, Dee dee (bukan nama sebenarnya*red)"
"Chingo...", sahut dee dee dari balik sana
"Chingo..chingo..bantu aku..aku masih berada di laboratorium kampus..aku masih mengolah pengayakan data hasil fieldtrip kita kemarin.."
jam delapan malam tepatnya malam itu. apa gerangan yang membuat Dee dee masih berada disana jika bukan laporan. sungguh, baik sekali dia masih merelakan jam istirahatnya untuk mewakili menilai data yang akan kami olah.
"kamu masih disana? benar? tunggu aku..aku akan kesana bersama Manyun"
"baiklah", dee dee menyudahi teleponnya dan aku menutup ponsel ku.

"Manyun, kita kekampus malam ini..Dee dee masih disana"
aku berteriak ke arah kamar, menghampiri manyun yang sedang Asik bermain di depan layar komputer. membuat jari jari kecilnya menari diatas mesin virtual itu.
"akh? gila apa? buat apa?", sahutnya malas..
"dee dee masih disana"
aku memohon...setengah berharap bisa bertemu Besar malam itu.
"ok, sebentar...kita beli makan dulu gimana? aku lapar..", sahutnya mengiyakan.
"seep..", aku berlari..mengambil jaket, kunci motor, dan scarf.
sepuluh menit berlalu..Manyun siap dalam keadaan jubah terbaiknya. akupun mengajaknya turun menuju tempatku memarkir motor.

"beli makan malam dimana?", Tanya Manyun.”
“Apa saja, sekitar kampus”, jawabku.
“baiklah..aku ingin tumis jamur”, pintanya
“Jadi!!”, tanggap ku.
Ku nyalakan mesin sepeda motorku, kutancap kerah sekitar kampus tenda biru itu.

“sini, parkir sini aja…aku pesan, kamu tunggu Chingo”, Manyun mempermudah langkahku.
Sekitar kurang lebih sepuluh menit aku berada diatas motor. Cukup lama menunggu, sambil memandang orang orang berlalu lalang malam itu. Mereka berpasangan. Hah..bikin iri saja pikirku.
Hum..hum..
Apa itu?
Siluet yang sudah tidak asing lagi.
Aku menatapnya..berusaha melupakan kalau aku bermata minus…
Akh, Besar..dia ada malam ini.
Tuhan, terima kasih.
Sambil berpura pura tak memperhatikannya, aku memajukan sedikit motorku ke arahnya. Ternyata dia melihat.

“hei Chingo? Malam ini makan dimana?”, dia memulai pembicaraan.
“hum..itu..Manyun sedang beli makan malam. Manyun beli Tumis jamur.”, jawab ku cepat.
Teman, sebenarnya buka aku berusaha mempercepat gaya bicaraku..sebenarnya aku hanya ingin mengakseleresikan ucapan dengan degup jantungku.
“hah? Sama dong..”
Tuhan..dia menjawab sama..berarti Manyun memang mempunyai Taste yang baik malam ini.
“iya? Ini..besar..mau menemani kami kekampus?! Karena sepertinya Dee dee meneleponku mala mini.dia masih sibuk di kampus. Masih mengolah data..bagaimana?”
Aku berusaha mengeja setiap kata dengan benar agar tak terlihat gugup.
“hah? Yang benar? Masa? Malam malam begini? Sudah selesai belum?”, tambahnya.
“belum……………tapi, tunggu..”(ponsel ku bergetar)
Aku membukanya, melihat kearah monitor ..mengeja setiap kata yang terkirim untukku.
“Chingo..tak perlu kekampus malam ini. Aku sudahi saja..
terlalu malam, kita sambung lagi esok hari..sampai ketemu di kampus..selamat malam
–Dee dee”

aku mengejanya dan mengulangi perkataan itu ke arah Besar.
“Bagus lah”, katanya menyetujui.
Bagus juga pikirku..bagaimana jika kuajak saja dia makan malam bersama. Toh tidak rugi mengharapkannya malam ini.

Memberanikan diri aku bertanya “malam ini makan dimana?
“aku?”, katanya…
“makan di kosan.”
“bagaimana jika kita makan malam bersama, ada Manyun juga”, kata kata itu kuucapkan untuk menutupi kesan mengajaknya hanya berdua malam ini.
“ok, tapi tidak bertiga jadinya”, sambungnya
Tidak bertiga? Jadi berapa orang? Siap yang dia maksud?
“jadi makan di kosan ku aja, ada Tajo juga”

Hah?! Yang benar saja? Sudah cukup manusia satu itu merusak hariku kemarin…masa’ malam ini juga.

SIAL….
“memang si Tajo datang?”, Tanya ku..
“Chingo.. dia ada 7 meter didepanmu…masa’ kamu tidak melihat?! aku seharian ini bareng terus sama Tajo kan?!”
gila..benar benar…
Tuhan, maaf aku sempat berfikir Kau memper mainkan ku malam itu.

Hum..Tajo, sepertinya kita harus membuat perhitungan..
Hanya Tuhan…
Aku…
Dan Kamu
yang tahu..

Muka galaknya menatapku dari kejauhan..seperti menjawab
“Kita lihat saja nanti Chingo…..!!!!!!!”
Tak sengaja aku melihatnya melirikku..
Jantungku hanya berdegup…
Panas menatapnya…


1 komentar:

yandra is arround mengatakan...

Si besar cupu...
Bang iji oke...

Hidup Yandra!!!!!

How i feel His Love

Foto saya
London, London, United kingdom, United Kingdom
this blog is specially presented to all the lovers in the world who have a Long Distance Relationship. (the following content were belong to writer's imagination )

I Hope So...Someday