Senin, 08 September 2008

That goes my heart (part one)

"Havent you heard?"

"Im stuck on a face...
im stuck on a boy..who..fells me with joy..."

apa kata dunia kalau aku jatuh cinta?
haha...mungkin ini jauh dari kenyataan bahwa kali ini aku harus menerimanya...
mereka bilang..."jatuh cinta itu sakit...Chingo.."
"aku tahu..", jawab ku lantang..
"lalu?!"
"aku tak mengerti, tapi aku ...sepertinya aku jatuh cinta..." lanjut ku...
mereka tertawa..."kamu yakin?! bodoh?!..mungkin itu hanya perasaan mu saja...?"


aku tak tahu mengapa mereka mencemoh ku seperti itu...
yang jelas aku merasa suka...
pasti ini jatuh cinta...(pikirku)

lepas dari kegiatan kampus disalah satu perguruan tinggi negeri Indonesia, aku mengalaminya...
"Jatuh cinta..", begitu pikirku...

"hei hei..", sapa si manyun (bukan nama sebenarnya*red)
"jangan terlalu...Chingo..? kamu memikirkan apa?"
"he eh...Nyun..aku rasa aku sedang Jatuh cinta..."
"he?", mukanya terheran... "mengapa?"
"hahaha....aku...ingin bersamanya..entah apa ini...tapi aku mulai merindukannya..apakah ini cinta?"
"halah...kamuh..itu namanya suka...", potong manyun...
"suka? bukan!!! ini Cinta...", kelitku cepat...
"sudahlah..nanti juga kau mengerti..aku sudah melewati tahap itu...", tambah manyun..

manyun adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri yang suka berkelana..tanpa peduli ia akan jadi gembel..yang ia tahu hanya..."haus akan ilmu dan pengalaman".
aku kadang iri..dia begitu bebas...
dia bukanlah mahasiswi dari Universitas yang sama dengan ku...
dia terbang langsung dari Semarang..hanya untuk memenuhi rasa ingin tahunya akan ilmu..mengikuti kursus yang di buka di fakultasku atas kebaikan salah satu Agency terkemuka di Jerman.

"apa maksud mu aku akan mengerti?!"
"iya..nanti kamu juga tahu dan mengerti apa itu cinta dan apa itu suka...", sautnya melambat..
kamipun melanjutkan diskusi tentang materi kuliah...dalam kelas dingin dan tenang di lantai lima fakultas ku yang tua...

Brak...(pintu terbuka kencang seperti terdorong sesuatu yang kuat)
"hi Girls.." (dia suka sekali menyapa kami begitu)
"hi Besar (bukan nama sebenarnya*red)....", Manyun menyapa..
muka ku tercekat..menyembunyikan rasa rinduku... merah melanda...aku terburu buru melihat kelantai..
"sedang apa kalian?" senyumnya merekah pagi itu...
aku hanya memandangnya sekilas..ragu untuk menjawab, tetapi Manyun sudah mewakiliku..
"ini, materi terbaru kuliah di kursus singkat kita.. baca!! jangan ditidurin kaya kemaren.."
"iya..tenang Nyun, pasti..kita liat aja..siapa yang paling jago nanti"..dia menambahkan dengan lantang..
"Buuhhh...bicara sana sama bantal..dasar manusia besar yang bodoh..!", tambah Manyun di akhir kalimatnya..lalu kami mulai tertawa bersama.

aku mulai menyukainya semenjak dua minggu lalu...dia begitu bersemangat. tak pernah kulihat seorang pria yang bersemangat seperti dia...
hasratnya penuh seperti seember kayu oak tua yang siap diisi anggur..
begitu lugas...dan berani..

kelas hari itu dimulai seperti biasa..walaupun kadang aku meliriknya seketika..untuk memastikan keberadaannya. berusaha duduk paling belakang..agar aku menguasai medan untuk melihat secara menyeluruh..(sebenarnya aku hanya tidak ingin terlihat sedang memandangnya setiap 5 menit oleh teman teman ku..).
Setelah semua selesai..siang itu mulai menyapa...

"mau makan apa hari ini?", terucap begitu aku mempersiapkan kalimatku siang itu..
"Aku..bakmi aku..", suara teman ku yang aseli turunan suku batak keras menyebut..
huh..padahal aku kan ngga nanya dia..dasar..
namanya Para (bukan nama sebenarnya*red)
dia aseli buatan suku batak. Bapak batak, ibu batak..jadi tidak akan ada kemungkinan terlepas dari sel darah keras keluarga besar yang menghuni pulau sumatra.
"aku...mau gado gado..", tambah Manyun..."kamu apa besar?"
ah..akhirnya...Manyun penyelamat...dia memang teman yang baik..aku sudah tau semenjak bertemu pertama kali dengannya.. pertama kali berkenalan denganku..dia berusaha terlihat santai dan nyaman..memperkenalkan nama..walaupun waktu tangannya kusambut..tangannya sedikit bergetar..menandakan dia berusaha keras untuk bersikap baik dan berteman setia.
"haduh..maaf ya semua...aku harus membantu si Tajo (bukan nama sebenarnya*red). dia sedang melanjutkan penelitiannya sekarang..di depan kampus kita..aku sudah berjanji untuk datang...", besar melanjutkan.

hah....lemas rasanya..siapa pula Tajo itu? temannya? atau salah satu pengganggu yang akan melewatkan makan siangku dengan si Besar..
hum...sebaiknya kutanya padanya.."dimana janjiannya? apa tidak sebaiknya makan dulu?!"
"wah..maaf ya Chingo..tapi aku sudah berjanji pada sahabatku ini. kami teman sepenelitian..aku tidak ingin mengecewakannya", belanya..
huh, Tajo! akan kuingat baik-baik nama itu dalam memoriku...teman baik Besar..sekaligus rival baruku.
Tapi..the good thing is..bertambahlah nilai 1 point untuknya..
dia begitu setia kawan..
begitu menjaga janjinya dengan sahabat..tak ingin mengecewakan sahabatnya ini.

"Ok, kita ketemuan saja sehabis kami makan..", lanjut Manyun..
Hyaaaaaa...
jantungku berdegup kencang..berharap dia mengucapkan kata kata yang kuinginkan...
"Ok..aku akan berada di ladang pertanian didepan kampus siang ini. kalian kalau berkenan menyusul saja"..pintanya.
Oh, Tuhan..
Menyun memang teman terbaik yang pernah kau kirimkan padaku..(sedikit berharap Manyun bisa menambahkan sedikit bumbu di akhir kalimatnya)
"Yup...nanti kita kesana Abis makan da Sholat. Ya ngga Chingo?!", tambah Manyun..
"se' ep.." sedikit tertekan oleh kepura-puraan ku berakting...sebenarnya..dalam hatiku berteriak "Amieeeeeeeeeeeen".

siang itu melambat..begitu pikirku..masih berusaha bergelut dengan banyak manusia di kantin Fakultas teknik pertanian siang itu..aku berusaha menahan gairah ku melihat nya lagi siang itu.
"makan pelan Chingo..ngga akan di ambil kucing kok", Manyun menyarankan.
"hum? ah..ini lagi laper aja..", bela ku.
"laper perut? apa laper mata?", tambahnya..sambil menyeringai..
teman ku yang satu ini pintar.
sungguh...
secara akademik dia sudah menempuh akselerasi sewaktu SMU dan ia sudah dua kali menembus salah satu perlombaan menulis dan dikirim ke Norwegia. tak salah lagi bila dia sudah bisa menebak hatiku.
Tuhan, kau memang mengirimkan orang orang hebat yang bersanding disamping ku..tapi aku ingin memohon lagi..
kali ini aku benar benar akan menjadi gadis kecil yang baik Tuhan..
buatlah agar Besar bersanding disamping ku..untuk melengkapi hidupku.

setelah nya Manyun menambahkan...
"ngga sekalian aja tuh nasinya dihabisin?"
"ngga..ini buat Para..liat tuh dia kelaparan..", ini adalah salah satu strategi mempercepat makan dalam rangka ketemu jodoh..
Para membela diri "enak aja..ngga mau! masak aku dikasih sisa..parah..lah.."
begitulah dia sering berkomentar (parah lah..) sehingga dia dipanggil Para.
"habisin!" manyun melotot ke arah ku.
"iya..aku habisin", aku tak punya pilihan lain.
asal kau tahu saja teman. Manyun adalah salah satu pencinta makanan. Harus habis semua makanan yang kita santap didepannya. karena dia begitu menghargai pemberian Sang Pencipta. sehingga sebagai pernyataan syukur, kita harus menghabisi makanan yang diberikan pada kita.

waktu terus berputar..
aku pun gusar..
tiba saatnya kami membayar makan siang kami dan beranjak sholat Dzuhur.

"pelan pelan...", Manyun protes..
kali ini adrenalin ku memuncak..kutancap dalam dalam kearah bawah gas sepeda motor ditangan kanan ku..
"ini pelan..", belaku.
"mana ada dikamus bahasa Indonesia, pelan itu 70 km/jam?"
"hehe, iya..iya..", merasa pasti akan kalah beradu argumen dengan teman ku yang pintar ini..aku menurutinya.

karena letak kampus kami sangat dekat dengan jarak ladang pertanian, kami pun segera sampai.
kulihat pemandangan hari itu...cerah..panas lebih tepatnya..
kulihat beberapa manusia sedang hilir mudik di ladang pertanian itu.
aku memandangnya satu persatu..
aks..itu dia..
Besar. badannya basah dengan keringat. wajahnya kelihatan bahagia. hebat pikirku..ini baru namanya lelaki sejati. tidak takut matahari.

seseorang melambai dari jauh..
"ChiiiiiNgooooooo......."
teriaknya..aku tercekat? apakah dia?
akh..respon ku menerima..
otakku cukup lambat sebenarnya dalam menangkap gambar..karena aku harus bergulat dengan mata minus ku,
"Bibiiiiiiiir....(bukan nama sebenarnya*red)"
bibir adalah sepupuku yang cukup dekat. kami hanya bertemu sesekali ketika kecil. tak lepas dari cara abang abangku mendidikku untuk bersifat seperti anak laki laki..aku selalu bergulat dengan Bibir sewaktu kecil. dan tentu saja karena ini dia begitu membenciku sewaktu kecil. aku begitu liar..tak berusaha mengalah pada siapapun dalam permainan masa kecil. dan selalu menjadi pemenang pergulatanku dalam memperebutkan mainan yang Bibir punyai.
kini sudah tidak lagi. entah sudah beberapa tahun kami tak pernah bertemu. karenanya aku sangat senang ketika aku tahu akan kuliah bersama di Universitas yang sama dengan Bibir.
dan yang lebih menyenangkan lagi teman...
Bibir adalah teman se-genk si besar.
lengkaplah sudah..penderitaanku berakhir..pikirku.

aku menghampiri Bibir..berusaha tidak menyapa Besar..karena memang seharusnya seorang Wanita Jawa menerima salam terlebih dahulu dari seorang pria dari pada menyapanya lebih dahulu. Dalam hatiku.. bergejolak..ingin membantunya beraktivitas.. tapi enggan. karenanya aku memilih menyapa Bibir terlebih dahulu.

"Chingo? kok kesini? hehe...main?", tanya Bibir.
"he'eh..iya..main..mau bantu juga..boleh?!"
"boleh..tanya aja sama si besar. bisa bantu apa?!" rujuknya
"besar..si Chingo sama temennya dateng...", dia berteriak begitu keras..sehingga hampir semuanya yang ada disana menoleh.
haduh..Gawat...dia mendekat. dengan setelan kaus putih yang sudah terbalut keringat. berlari..tersenyum..menghampiri.
ah..indah..memori pemandangan ini harus kuingat..pikir ku.

"Chingo, makasih dah dateng..hm..bantu apa ya? sebenarnya kami sadah mau selesai. tinggal 1 pengambilan data lagi..kamu sama manyun duduk saja di sebelah pinggir sana. di bawah pohon. setelah selesai nanti kita minum es kelapa muda", begitu dia berkata...aku terpana (dalam keadaan senag sekaligus bodoh..)
"baiklah.." jawabku ...sekali lagi dengan keadaan pura pura tenang.

30 menit berlalu..aku menunggunya bersama beberapa teman teman bibir. diantaranya ada Para yang baru saja menyusul, afgan (untuk temannya yang satu ini akan kuceritakan lain kali), looser (seorang rapper kondang muda di kota hujan), dan tentu saja Manyun.
yang tersisa di lapangan itu hanya dua penggal kepala. yang pertama si Besar (tentu saja, karena aku menunggunya), dan yang bersisa..tak ada pilihan lain..itulah si Tajo.

hm..aku tak begitu memperhatikan wajahnya..buat apa? toh aku bukan jatuh cinta dengannya..
khayalanku meninggi..memperhatikan pemandangan seseorang yang begitu setia menemani sahabatnya.
semenit setelahnya mereka mencabut satu persatu peralatan seperti lidi panjang dari tanah dan mengumpulkannya, lalu menuju kepinggir tempat kami menyeruput es kelapa muda segar.
"sudah selesai kan ?", tanya Bibir.
"sudah, hanya satu lagi percobaan yang harus diuji. tapi tak akan kita lakukan hari ini.", tambah si Besar.

haaahhh...lega mendengarnya..karena sudah lama aku menunggunya. aku sudah tak sabar melihatnya berbincang hangat dengan ku.
"ah, Chingo..", sambut besar.
"ini kenalkan..", aku tercekat.."ini Tajo... Tajo..ini Chingo.."
"salam kenal.." balasku dengan senyum terbaikku. karena aku ingin besar berfikir aku juga bisa menjadi gadis manis yang pintar dalam menyapa.
"hhh..", Tajo hanya menjawab sepenggal..matanya tajam melihatku. seolah benci, seolah tak peduli.. seolah galak..seolah....dingin.

sudah gilakah manusia yang bernama Tajo ini? aku tak habis pikir...bisa bisanya ada laki-laki sedingin ini. bisa bisanya Tuhan menciptakan manusia se...se...akh..aku kehabisan kata kata.
rasa kesalku menggelitik sedikit...tak lepas dari tatapan manusia setinggi 178cm ini aku terus tersenyum..pelan..merasa hina..tapi kutahan untuk tidak terlihat kesal.

hah..dari mana Tuhan bisa menjodohkan persahabatan si Besar dengannya?
apa dunia sudah salah berputar arah?
apakah Tuhan bersikap tidak adil pada Besar? dan padaku tentunya..
apa dia sedang lelah?
apakah...muncul apakah apakah yang lain dalam memoriku.
hum,,,,sudah lah..kupikir dalam untuk menyudahi tragedi kecil ini.

Mata Tajo masih terlihat besar menatapku..tak menggubris sapaan tanganku yang mengemis ingin disambut sebagai salam kenal.
Dia lalu beranjak pergi..berputar arah..membuka sweeternya (orang bodoh macam apa yang memakai sweeter di musim panas..khususnya indonesia?!) dan meletakkannya di sebuah gundukan tanah. mengepakkan terlentang berharap seperti sepray besar..untuk piknik, dia menaruh sweeternya ditanah.

Sudah gilakah ia?
mau apa?
lalu seolah tak peduli dengan sahutan teman-temannya.. Tajo merebahkan dirinya diatas tanah..punggungnya merapat dengan gundukan tadi. seolah itu adalah kursi santai.
tak peduli teman-temannya menyiulinya..meledeknya...
dan aku cukup tercekat melihatnya..
sudah gilakah manusia bernama Tajo ini?!
Bodoh? Gila?tak berakal?apa...agak Aneh?!

"kenapa dia besar?", tanya ku heran?!
"ah, dia hanya menikmati hidup saja.."Life is easy...'" itulah Tajo..sahabatku yang pintar..dia tak peduli seisi dunia memperhatikannya..yang ia peduli hanya..bagaimana cara menikmatinya...., isnt that cool Chingo?"
ah...ah..ah..ah..kenapa gerangan dengan komentar Besar hari ini?! sungguh tidak masuk logikaku? benar benar? mana ada manusia dingind an tak berakal seperti dia...bisa dijadikan patokan hidup?
apakah otaknya panas karena sengatan matahari hari ini?
apakah dia tahu kalau kata katanya tak masuk dalam kamus kecil di otakku?
apakah.....

sungguh..tak bisa disangka pernyataan Besar hari itu...
satu hal yang kupetik hari itu
"orang dingin tak berakal bernama Tajo... bertampang kasar dan menatap sedingin serigala.....bisa diidolakan oleh orang "besar" yang penjadi pujaan hatiku."

dingin+tak berakal= dipandang baik oleh besar..

sungguh..Tuhan..ini tak adil bagi ku...


sore itu aku hanya menyetir sepeda motor ku dalam keadaan melambat..berfikir matang..apakah ada yang salah dengan pikiran orang orang di ladang pertanian tadi?
apakah mereka terlalu lelah?
apakah?
apakah?

motor lambat melaju kearah penginapan tahunanku (A.K.A Kosan). Manyun yang ikut serta dibelakang ku bernyanyi..sambil tersenyum "But,I wont hesitait no more..no more it cannot wait,Im yours....Well open up your mind .....and see like me" (Jason Mraz)

sungguh..hari yang melelahkan.....
pikiran ku melayang bersama dengan hilangnya ladang pertanian yang namapk sore itu.





2 komentar:

sofran mengatakan...

HAHAHA...kaya gw knal nih tokoh2nya...apalagi orang besar bodoh nan idiot itu..keren2, lw bwt novel aja ling..

Dinda Mazeda mengatakan...

ho.how..
nie k angling y???
yang dulu naQ iPB??

How i feel His Love

Foto saya
London, London, United kingdom, United Kingdom
this blog is specially presented to all the lovers in the world who have a Long Distance Relationship. (the following content were belong to writer's imagination )

I Hope So...Someday